Siswadhi Pranoto Loe: Generasi Muda Harus Cerdas Teori dan Terampil Praktik untuk Hadapi Dunia Ekspor

Oleh : Hariyanto | Sabtu, 05 Juli 2025 - 21:20 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Menjawab tantangan globalisasi dan digitalisasi perdagangan, Siswadhi Pranoto Loe, pakar logistik dan transformasi industri, menekankan pentingnya mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga terampil dalam praktik ekspor dan logistik. Menurutnya, pembelajaran teori tanpa pengalaman lapangan hanya akan menciptakan lulusan yang kesulitan beradaptasi di dunia kerja.

“Kita butuh generasi muda yang tidak hanya cerdas secara teori, tetapi juga terampil secara praktikal. Dunia usaha harus turun tangan langsung dalam proses pendidikan ini,” ujar Siswadhi dalam wawancara bersama tim redaksi.

Data dari Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2023 menunjukkan bahwa tingkat pengangguran terbuka untuk lulusan SMK masih berada di atas 8%, tertinggi dibanding jenjang pendidikan lain. Salah satu penyebab utamanya adalah kurangnya kesiapan kerja praktis dan relevansi kurikulum dengan dunia industri, khususnya di bidang ekspor dan logistik digital.

Siswadhi menilai, agar pendidikan vokasi efektif, kurikulum harus dirancang bersama industri. Dunia usaha harus hadir bukan hanya sebagai pengguna lulusan, tapi sebagai mitra aktif dalam proses pembelajaran: mulai dari pengembangan modul, penyediaan studi kasus nyata, hingga fasilitasi praktik kerja industri.

“Kita bisa mulai dari hal konkret. Misalnya, pelaku ekspor dan logistik memberikan proyek nyata kepada siswa: seperti menghitung ongkos kirim ekspor ke tiga negara berbeda, membuat simulasi negosiasi dengan buyer asing, atau menginput data barang ke sistem manajemen gudang digital,” jelasnya.

Siswadhi Pranoto Loe

Ia juga menyoroti pentingnya penyediaan fasilitas pembelajaran berbasis industri di kampus dan sekolah. Beberapa SMK dan politeknik di daerah seperti Bandung, Solo, dan Surabaya telah membangun laboratorium ekspor–logistik dengan simulasi pelabuhan mini, sistem ERP, dan dashboard pemantauan pengiriman.

Namun, menurut Siswadhi, agar program ini meluas secara nasional, diperlukan insentif dan regulasi yang mendorong perusahaan untuk lebih terbuka bekerja sama dengan institusi pendidikan. “Keterlibatan industri dalam pendidikan bukan CSR, tapi investasi jangka panjang untuk kualitas SDM,” tegasnya.

Dengan sinergi yang kuat antara dunia pendidikan dan usaha, Siswadhi optimistis Indonesia dapat mencetak generasi muda yang siap masuk ke dunia ekspor dan logistik global, membawa produk lokal ke panggung internasional.