GETI Kembangkan Creator Profesional Lewat Sertifikasi Konten Digital

Oleh : Hariyanto | Sabtu, 28 Juni 2025 - 14:35 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta — Industri kreatif digital terus berkembang dan membutuhkan lebih dari sekadar bakat. Saat ini, brand, lembaga, dan media mencari content creator yang tidak hanya mampu membuat konten menarik, tetapi juga memahami standar profesional dalam produksi dan distribusi. 

Melihat kebutuhan tersebut, GETI Incubator memperkenalkan Skema Sertifikasi Content Creator dengan lisensi resmi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

“GETI ajarkan peserta cara membuat konten berkualitas dan sesuai standar industri digital,” kata Rachmat Wirasena Suryo, General Manager Academic GETI Incubator, dalam sesi wawancara. Menurutnya, pelatihan content creator seringkali hanya berfokus pada tren dan alat, namun lupa membangun fondasi profesionalisme dalam proses produksi.

Melalui kurikulum yang mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), peserta dibimbing untuk memahami perencanaan, produksi, hingga evaluasi konten. Mulai dari riset audiens, penulisan naskah, pengambilan gambar, pengolahan audio visual, sampai distribusi dan analisis performa digital. Pelatihan ini juga menyentuh aspek legal seperti hak cipta, etika publikasi, dan kerja sama konten dengan pihak ketiga.

Tren industri menunjukkan bahwa konten video menjadi format paling dominan di semua platform utama. Menurut Google Indonesia 2025, video online menguasai lebih dari 70% trafik internet, dan rata-rata pengguna internet Indonesia menghabiskan lebih dari 1 jam 50 menit setiap harinya untuk mengonsumsi konten video. 

Di sisi lain, data YouTube Creator Economy menunjukkan bahwa konten creator dengan pendekatan profesional mengalami pertumbuhan pendapatan 2 kali lipat lebih tinggi dibandingkan creator instan berbasis viral.

GETI menerapkan metode TauBisaJago, sebuah sistem pembelajaran bertahap yang membawa peserta dari pemahaman konsep (tau), ke praktik terarah (bisa), lalu pendalaman kemampuan melalui proyek riil (jago). Setelah mengikuti pelatihan intensif, peserta diuji oleh asesor BNSP, dan jika kompeten, akan melanjutkan ke fase inkubasi satu bulan untuk menyelesaikan proyek konten nyata, baik untuk UMKM, organisasi, maupun personal branding profesional.

Program ini telah dijalankan bersama berbagai mitra perguruan tinggi, seperti Universitas Raharja, UPN, UGM, UI Vokasi, dan Swiss German University. Sertifikasi content creator ini juga mulai diintegrasikan dalam program SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijazah), sehingga menjadi bagian dari pengakuan formal kompetensi mahasiswa saat lulus.

Yang menarik, peserta dalam program ini berasal dari berbagai latar belakang. Tidak hanya mahasiswa jurusan komunikasi atau desain, tapi juga dari teknik, pertanian, pendidikan, hingga wirausaha muda yang ingin memproduksi konten untuk bisnis mereka sendiri. Pendekatan inklusif ini menunjukkan bahwa kompetensi konten digital kini menjadi kebutuhan lintas bidang.

Hingga pertengahan 2025, lebih dari 1.200 peserta telah menyelesaikan pelatihan dan uji sertifikasi content creator dari GETI. Lulusan program ini telah berkiprah sebagai social media specialist, editor konten, video producer, bahkan pengelola akun brand di marketplace dan lembaga pemerintah.

“Standar industri digital terus naik. Kami ingin peserta kami bukan hanya bisa bikin konten, tapi juga siap bekerja sama dengan tim, klien, dan target yang profesional,” tambah Rachmat.

Dengan mempertemukan struktur pelatihan formal dan praktik industri, program ini menjadi jembatan nyata antara dunia kreatif dan dunia kerja. GETI bukan hanya mencetak pembuat konten, tetapi membangun kreator yang siap menyesuaikan diri dengan tuntutan profesionalisme dan keberlanjutan industri digital. Silahkan menghubungi Whatsapp GETI https://s.id/industrycoidxgeti untuk info lanjutannya.