Lonjakan Harga Saham Hotel Fitra International Murni Dinamika Pasar

Oleh : Abraham Sihombing | Rabu, 21 Mei 2025 - 19:50 WIB

INDUSTRY.co.id - Majalengka - Lonjakan harga saham emiten jasa pengelola hotel dan pariwisata, PT Hotel Fitra International Tbk (FITT), yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini murni merupakan bagian dari dinamika pasar.

 

Demikian diungkapkan Joni Rizal, Direktur Utama FITT, dalam acara Paparan Publik (Public Expose) Insidentil yang diselenggarakan secara zoom meeting pada Rabu (21/05/2025).

 

Joni Rizal menjelaskan, pergerakan saham FITT dan peningkatan volume transaksi mulai terlihat sejak 14 Mei 2025. Ketika itu, saham FITT ditutup di level Rp210 per lembar, dengan volume transaksi mencapai 9,62 juta saham.

 

“Sehari kemudian, harga saham melonjak 24,76% menjadi Rp262 per saham, disertai dengan lonjakan volume yang mencapai 15,82 juta saham. Saya tegaskan, lonjakan harga ini murni dinamika pasar. Tidak ada intervensi atau aksi korporasi tertentu yang menjadi pemicu,” papar Joni.

 

Seiring lonjakan tersebut, Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara perdagangan saham FITT pada Jumat, 16 Mei 2025 dalam rangka cooling down, sebagai bentuk perlindungan terhadap investor.

 

Penghentian ini merujuk pada Pengumuman BEI Nomor: Peng-SPT00079/BEI.WAS/05-2025 pada tanggal 15 Mei 2025 perihal Penghentian Sementara Perdagangan Saham Hotel Fitra International Tbk yang terjadi di Pasar Reguler dan Pasar Tunai.

 

Adapun saat ini pemegang saham pengendali tidak mengalami perubahan sejak melepas saham ke publik melalui mekanisme penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO).

 

Struktur kepemilikan saham Perseroan setelah Penawaran Umum Terbatas I yakni PT Gloria Inti Nusantara sebesar 23% atau sebanyak 300 juta saham, Hendra Sutanto sebesar 18,94% atau sebanyak 247 juta saham, dan masyarakat sebesar 58,06% atau sebanyak 757,27 juta saham.

 

Meski menghadapi tantangan di sektor perhotelan, FITT terus berupaya menjaga momentum pertumbuhan bisnis. Perusahaan mencatatkan pendapatan Rp1,91 miliar pada kuartal pertama 2025, turun 52,95% dibandingkan sebesar Rp4,06 miliar di periode yang sama pada tahun sebelumnya. Rugi bersih tercatat sebesar Rp2,69 miliar, sedikit meningkat 9,79% dari Rp2,45 miliar pada kuartal pertama 2024.

 

Direktur Keuangan FITT, Sukino, menuturkan, Perseroan mencatatkan nilai aset pada kuartal pertama 2025 sebesar Rp100,25 miliar atau turun 2,03% dibandingkan pada Desember 2024 sebesar Rp102,33 miliar.

 

“Ekuitas FITT turun 3,46% menjadi Rp74,84 miliar dibandingkan pada Desember 2024 sebesar Rp77,53 miliar. Posisi hutang FITT naik tipis 2,5% menjadi Rp25,41 miliar dibandingkan pada Desember 2024 sebesar Rp24,79 miliar,” papar Sukino.

 

Sukino juga menjelaskan, rasio utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER) berada di angka konservatif pada kuartal pertama 2025 sebanyak 0,34 kali. Rasio utang terhadap aset atau debt to asset ratio mencapai 0,25 kali dengan posisi current ratio yang tercatat 2,81 kali.

 

“Kami menyadari masih terdapat tantangan dalam hal pendapatan, namun manajemen berkomitmen menjalankan strategi pemulihan dan ekspansi yang terukur. Kami optimistis pada kuartal mendatang dapat melihat perbaikan,” tutur Sukino.

 

Pada kesempatan yang sama, Direktur Operasional, Tomi Tris mengungkapkan, FITT baru saja memulai pembangunan Kertajati Umrah Park, proyek unggulan yang digarap oleh anak usaha yakni PT Fitra Amanah Wisata.

 

Proyek ini dibangun di atas lahan seluas 4 hektare (ha) di Majalengka, dengan pendanaan berasal dari hasil Penawaran Umum Terbatas I sebesar Rp57,81 miliar. Kertajati Umrah Park ditargetkan menjadi kawasan terpadu yang menggabungkan fasilitas wisata religi, hotel, dan pusat edukasi perjalanan ibadah. Proyek ini dijalankan melalui kerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Majalengka dan telah memiliki perjanjian kerja sama pemanfaatan lahan dengan masa berlaku 30 tahun.

 

Meskipun saat ini tengah berada dalam industri yang terdampak fluktuasi ekonomi dan pariwisata global, FITT berkomitmen terus menumbuhkan kinerja melalui diversifikasi bisnis dan efisiensi operasional.

 

“Kami sedang menyiapkan beberapa strategi untuk mengoptimalkan kinerja sepanjang tahun ini. Dengan memaksimalkan potensi kawasan strategis seperti Majalengka yang memiliki prospek pariwisata menjanjikan,” ungkap Joni Rizal mengakhiri pertemuan.***