CSED Siap Perkuat Ekonomi Syariah

Oleh : Wiyanto | Kamis, 18 September 2025 - 12:26 WIB

INDUSTRY.co.id-Jakarta – Pertumbuhan ekonomi syariah perlu diperkuat riset, data dan implementasi.

Center for Sharia Economic Development (CSED) INDEF merayakan ulang tahunnya yang pertama dengan acara Tasyakuran Milad yang berlangsung di Auditorium Firmansyah, Universitas Paramadina, Kampus Cipayung, Jakarta, pada Kamis, 18 September 2025. Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh bangsa, regulator, akademisi, dan pelaku industri yang mendukung pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.

Dalam sambutannya, Prof. Nur Hidayah, Ph.D, Kepala CSED INDEF, menegaskan komitmen lembaga untuk terus memperkuat ekonomi syariah Indonesia. "Kami berkomitmen untuk membangun ekonomi syariah Indonesia dengan riset dan advokasi berbasis data," ujar Prof. Hidayah.

Selama setahun terakhir, CSED INDEF telah melaksanakan berbagai kegiatan penting, seperti konferensi internasional, diskusi publik, serta penyusunan naskah akademik untuk RUU Ekonomi Syariah. Namun, Prof. Hidayah juga mengingatkan bahwa meskipun kemajuan telah dicapai, tantangan besar masih ada, terutama terkait literasi keuangan syariah yang masih rendah dibandingkan dengan keuangan konvensional.

Selain literasi, potensi zakat dan wakaf Indonesia yang besar juga belum terealisasi secara maksimal. Prof. Hidayah menyampaikan, “CSED INDEF berkomitmen untuk mengubah potensi menjadi realisasi, dan dari simbol ke substansi.” Ke depan, lembaga ini berfokus pada riset berbasis bukti dan advokasi kebijakan yang konstruktif untuk mempercepat implementasi ekonomi syariah di Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Presiden Republik Indonesia ke-13, KH. Ma'ruf Amin, memberikan arahan penting mengenai pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. Beliau menekankan bahwa penguatan regulasi ekonomi syariah sangat penting, dengan penyusunan roadmap ekonomi syariah yang jelas sebagai langkah awal menuju disusunnya UU Ekonomi Syariah.

Selain itu, KH. Ma'ruf Amin juga mengingatkan perlunya penguatan infrastruktur keuangan syariah, peningkatan literasi keuangan syariah, dan perluasan jaringan untuk memperbesar market share ekonomi syariah di Indonesia. Pengembangan industri halal, seperti mempercepat sertifikasi halal, serta mengembangkan klaster industri seperti farmasi, pariwisata, dan produk halal juga menjadi fokus utama beliau.

“Kita juga perlu memfasilitasi ekspos produk halal Indonesia ke pasar internasional,” tambah KH. Ma'ruf Amin.

KH. Ma'ruf Amin juga mengingatkan pentingnya penguatan sumber daya manusia (SDM) dalam sektor ekonomi syariah agar Indonesia memiliki tenaga ahli yang kompeten. Beliau juga menyoroti pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan jumlah pengusaha syariah melalui edukasi yang intensif dan pemasyarakatan konsep syariah dalam dunia usaha.

Masih di tempat yang sama, Kepala Baznas, Noor Achamd juga memberikan penghargaan kepada tokoh-tokoh yang telah berkontribusi dalam pengembangan zakat dan wakaf di Indonesia.

Noor Achmad menyampaikan bahwa upaya penguatan zakat dan wakaf harus didorong dengan memanfaatkan teknologi untuk mengoptimalkan pengelolaan zakat dan wakaf ke sektor riil, serta mengembangkan asosiasi amil zakat di seluruh Indonesia untuk memperkuat gerakan SDM yang dapat mendukung ekonomi syariah.

Baznas juga melaporkan bahwa mereka telah mengalokasikan Rp150 juta per desa untuk mendukung usaha kecil dan menengah, serta pemberdayaan masjid dan jamaah dalam gerakan ekonomi berbasis zakat dan wakaf.

"Dana ini digunakan melalui skema qardul hasanah untuk memastikan dana zakat dan wakaf dapat menggerakkan sektor riil dan mendukung pembangunan ekonomi umat," ujarnya.

CSED INDEF dan seluruh pemangku kepentingan lainnya berkomitmen untuk terus memperkuat ekonomi syariah Indonesia, menjadikan sektor ini sebagai kekuatan nyata yang memperkuat ekonomi bangsa dan memberikan kesejahteraan rakyat. Dengan kolaborasi antara pemerintah, industri, akademisi, dan masyarakat sipil, Indonesia berpotensi menjadi pusat ekonomi syariah global dalam waktu dekat.