Mas Rinto, Petani Kediri yang Menyulut Semangat Bertani Bersama

Oleh : Ridwan | Rabu, 17 September 2025 - 15:53 WIB

INDUSTRY.co.id - Kediri - Di Kediri, Jawa Timur, ada seorang petani yang dikenal ramah dan penuh semangat berbagi ilmu, namanya Rinto Lantur, atau akrab disapa Mas Rinto. Di usia 38 tahun, Mas Rinto telah mengabdikan hampir separuh hidupnya untuk dunia pertanian. 

Sejak tahun 2008, ia menekuni pekerjaan sebagai petani. Berbekal tekad kuat dan kemauan belajar, ia mampu cepat beradaptasi dengan berbagai tantangan. 

Mas Rinto pertama kali mengenal cara menanam sayuran dari seorang teman, lalu terus mengasah kemampuannya hingga mahir menanam TSS (True Shallot Seed/bawang merah dari biji), bawang daun, kubis, hingga cabai merah besar (CMB). Kini, ia tengah fokus menanam bawang merah menggunakan benih MERDEKA F1 dari Cap Panah Merah.

Perjalanan itu tentu penuh tantangan. Pernah gagal, pernah pula merugi. Tetapi baginya, bertani adalah sekolah tanpa akhir.

“Kalau kita berhenti belajar, ya hasilnya akan berhenti di situ saja. Jadi saya selalu mencoba hal baru,” ucapnya mengenang perjalanannya.

Salah satu momen paling berkesan baginya adalah saat menanam benih Cabai Merah Besar GADA F1 dari Cap Panah Merah. Dengan populasi sebanyak 16.000 tanaman, ia berhasil meraih keuntungan hingga Rp450 juta. 

Capaian itu bukan sekadar angka, tetapi menjadi bukti bahwa kerja keras, kesabaran, dan pemilihan benih unggul bisa membawa perubahan besar dalam hidup seorang petani.

"Ilmu itu tak seharusnya berhenti pada diri sendiri, jadi saya membuka diri bagi petani lain yang ingin belajar," ungkap Mas Rinto.

Karena itu, lebih dari 100 orang telah mengikuti cara bertanamnya, dan pada satu kesempatan istimewa, sekitar 200 petani berkumpul di lahannya. Mereka datang dengan antusias untuk mendengar langsung tips dan pengalaman dari sosok yang mereka anggap inspiratif ini. 

Di lahannya tersebut, para petani bisa melihat langsung cara pengelolaan lahan, pemupukan, hingga perawatan tanaman.

“Saya tidak ingin sukses sendirian. Kalau teman-teman petani lain juga berhasil, kita semua bisa lebih sejahtera,” katanya dengan tegas. 

Tidak hanya komunitas, keluarganya pun ikut serta. Beberapa anggota keluarganya kini juga bertani, menjadikan pertanian sebagai warisan nilai sekaligus sumber kehidupan bersama.

Atas dedikasi dan kontribusinya, Mas Rinto dianugerahi gelar Master Panen dari Cap Panah Merah. Gelar ini menjadi wujud apresiasi, bukan hanya karena hasil panennya yang luar biasa, tetapi juga karena perannya sebagai penggerak semangat di kalangan petani lain.

Dalam perjalanan bertaninya, Mas Rinto kerap mendapat dukungan dari Cap Panah Merah, yang berperan sebagai mitra dengan menyediakan benih unggul serta berbagai informasi pertanian yang berguna.

Ia juga berkesempatan mengikuti Learning Farm Cap Panah Merah, sebuah pusat pelatihan lapangan yang menghadirkan pengalaman belajar langsung dengan teknologi terbaru dan bimbingan dari praktisi berpengalaman. 

Di tempat tersebut, Mas Rinto tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga berbagi pengalaman dan praktik bertaninya, sehingga banyak petani dari berbagai daerah terinspirasi dan dapat menerapkan metode yang sama di lahan mereka.

Seperti yang terlihat dari kisahnya, penggerak utama keberhasilan ini tetaplah kerja keras dan kemauan belajar Mas Rinto sendiri.

Mas Rinto bukan sekadar petani yang menanam sayuran. Ia menanam semangat, menularkan ilmu, dan menyuburkan harapan bagi ratusan petani di Kediri untuk tumbuh bersama.