RI - Rusia Perkuat Kemitraan Strategis Sektor Industri
INDUSTRY.co.id - Jakarta – Hubungan strategis antara Indonesia dan Rusia semakin kokoh seiring dengan penguatan kerja sama di berbagai sektor, mulai dari politik, ekonomi, industri, hingga sosial budaya.
Kedua negara berkomitmen memperdalam sinergi dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Momentum penting kerja sama ini terlihat dalam pertemuan bilateral antara Wakil Menteri Perindustrian RI, Faisol Riza, dengan Vice Minister of Industry and Trade of the Russian Federation, Aleksei Vladimirovich Gruzdev, yang berlangsung di sela-sela BRICS Forum on Partnership on New Industrial Revolution (PartNIR) 2025 di Xiamen, Tiongkok, pada 15–17 September 2025.
Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak membahas penguatan kerja sama di sektor industri strategis, termasuk finalisasi sejumlah nota kesepahaman (MoU) yang sebelumnya telah dibahas, salah satunya di bidang industri perkapalan.
Tak hanya itu, diskusi juga mencakup peluang investasi baru di sektor infrastruktur yang menunjang pengembangan industri, seperti pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (nuclear powerplant), pengembangan jaringan rel kereta api di Ibu Kota Nusantara, serta produksi gas untuk keperluan industri.
“Selain memperkuat kapasitas industri nasional, kerja sama ini juga diharapkan mampu mendukung pengembangan ekosistem industri global yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Faisol.
Pembahasan juga mencakup potensi kolaborasi di sektor industri aluminium, pengembangan kawasan industri, dan industri pupuk. Rusia, melalui perusahaan-perusahaan besar seperti Uralchem, Uralkali, dan PhosAgro, menyatakan komitmennya untuk meningkatkan pasokan pupuk ke Indonesia, langkah yang sejalan dengan upaya memperkuat ketahanan pangan nasional dan mendukung produktivitas sektor pertanian.
Sebagai bagian dari strategi transformasi industri nasional menuju basis industri berteknologi tinggi dan berdaya saing global, Indonesia menyampaikan kesiapan untuk menjadi Partner Country pada ajang INNOPROM 2026 di Rusia.
Pemerintah Indonesia akan segera menyampaikan konfirmasi resmi dan melakukan koordinasi intensif untuk mempersiapkan keikutsertaan tersebut.
Indonesia juga membuka peluang kerja sama dengan Rusia di sektor farmasi dan peralatan medis melalui transfer teknologi dan pembentukan joint venture, yang dinilai sangat strategis untuk memperkuat kapasitas industri dalam negeri dan memperkenalkan produk-produk inovatif.
Sementara di sektor metalurgi, Indonesia menyambut baik ketertarikan perusahaan-perusahaan Rusia untuk mengeksplorasi potensi kolaborasi, termasuk dalam hal transfer teknologi yang berkelanjutan.
Fokus lainnya adalah industri galangan kapal, di mana Indonesia mendorong percepatan penandatanganan MoU guna memperkuat kemitraan strategis dalam pengembangan industri shipbuilding nasional.
Dalam bidang krisotil, Indonesia mengapresiasi kerja sama yang telah berjalan, termasuk pelatihan bagi dua petugas laboratorium Indonesia pada September 2024 sebagai bagian dari kolaborasi ilmiah yang lebih luas.
Dirjen Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII), Tri Supondy, menegaskan pentingnya hubungan Indonesia–Rusia yang telah terjalin selama 75 tahun.
Menurutnya, Rusia adalah mitra strategis Indonesia di kawasan Eurasia, baik dalam kerja sama bilateral maupun multilateral, khususnya di sektor industri.
“Hubungan yang kuat ini harus terus diperkuat, terutama dalam menghadapi tantangan dan peluang ekonomi global ke depan,” kata Tri.
Ia juga menekankan bahwa keanggotaan Indonesia di BRICS merupakan bagian dari upaya strategis Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat posisi ekonomi nasional di kancah global.