Generasi Alpha Harus BERSINAR: Seruan dari Tangerang Menyongsong Indonesia Emas 2045

Oleh : Dr. Vivick Tjangkung, Kepala BNN Kota Tangerang | Minggu, 10 Agustus 2025 - 05:07 WIB

INDUSTRY.co.id, Delapan dekade kemerdekaan Indonesia adalah anugerah besar. Namun kemerdekaan sejati tak hanya diukur dari kebebasan politik, melainkan juga dari terbebasnya bangsa ini dari penjajahan modern—termasuk narkoba.

Ketika bangsa ini mempersiapkan langkah menuju Indonesia Emas 2045, ada satu generasi yang harus kita jaga bersama: Generasi Alpha. Mereka adalah anak-anak yang kini masih duduk di bangku PAUD hingga SMP, generasi masa depan yang sangat potensial namun juga sangat rentan.

Kenapa Generasi Alpha Paling Rentan?

Data Badan Narkotika Nasional menyebutkan bahwa hingga tahun 2024, lebih dari 4 juta orang di Indonesia tercatat pernah mengonsumsi narkoba, dan lebih dari 30% di antaranya berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Generasi X dan Y sudah banyak yang memahami bahaya narkoba, namun juga sudah banyak yang terpapar. Generasi Z sedang berjuang menata kesadaran. Tapi Generasi Alpha masih bisa diselamatkan—jika kita bertindak sekarang.

Dalam menyongsong Indonesia Emas 2045, saat Republik ini genap berusia satu abad, tugas besar kita sebagai bangsa adalah memastikan bahwa Generasi Alpha, anak-anak yang lahir setelah tahun 2010, benar-benar Bersih dari Narkoba (BERSINAR) dan siap mewarisi masa depan yang gemilang.

Mereka tumbuh dalam dunia yang serba digital, penuh godaan visual, arus informasi tanpa sensor, dan algoritma yang bisa memperkenalkan mereka pada gaya hidup berisiko sejak dini. Benteng keluarga mulai rapuh, pendidikan moral sering terpinggirkan oleh tuntutan akademik dan teknologi. Maka, generasi ini membutuhkan perlindungan kolektif dari seluruh elemen bangsa.

Generasi Alpha bukan hanya lahir di era digital; mereka tumbuh dalam dunia yang serba terkoneksi, sangat visual, dan penuh pengaruh dari teman-teman virtual yang tidak mereka kenal secara nyata.

Mereka belajar lebih cepat dari media sosial dibanding guru dan orang tua. Mereka lebih percaya pada tren TikTok daripada nasihat kakak atau ustaz. Mereka juga mulai terbiasa melakukan transaksi digital—membeli mainan, makanan, hingga barang-barang virtual. Di sinilah celah besar ancaman narkoba menyusup.

Peredaran narkoba kini banyak menyasar jalur daring, menyamarkan barang haram dalam bentuk kiriman jasa ekspedisi, jual beli online, bahkan iklan tersembunyi di game dan media sosial. Maka, kekuatan digital mereka harus dibentengi dengan pengawasan, literasi digital, dan pembentukan karakter dari rumah.

Orang tua dan orang terdekat harus lebih dari sekadar pengasuh—mereka harus jadi pelindung yang melek digital, aktif memantau pola belanja anak, dan peka terhadap perubahan perilaku sekecil apapun. Jangan sampai rasa ingin tahu anak dimanfaatkan oleh predator narkoba yang mengintai di balik layar gawai.

Ajakan dari Kota Tangerang: Satu Komitmen, Satu Gerakan

Sebagai Kepala BNN Kota Tangerang, saya ingin menegaskan dengan sepenuh hati: penyelamatan Generasi Alpha tidak cukup hanya mengandalkan penyuluhan dan razia musiman. Kita sudah melewati fase itu. Hari ini, ancaman narkoba sudah menyusup ke ruang yang paling pribadi—ke dalam genggaman anak-anak kita, lewat gawai, media sosial, dan dunia digital yang mereka hidupi setiap hari.

Karena itu, kita butuh gerakan nasional yang berakar pada kasih sayang, dibangun di atas keteladanan nyata, dan digerakkan oleh kekuatan komunitas. Bukan sekadar program seremonial, tapi gerakan hidup yang bernapas dari rumah ke rumah, dari sekolah ke sekolah, dari masjid hingga gereja, dari RT hingga kampus.

Di Kota Tangerang, kami telah menjadikan komitmen ini sebagai langkah konkret. Program “Kampung BERSINAR” (Bersih Narkoba) bukan sekadar papan nama, tapi ruang edukasi, rehabilitasi, dan regenerasi. Kami membentuk Satgas Anti Narkoba Sekolah, bukan sebagai simbol, tapi sebagai garda terdepan yang aktif mendeteksi, melindungi, dan membina pelajar kita. Kami menjalin kolaborasi lintas iman, lintas institusi, dan lintas generasi—karena perang terhadap narkoba hanya bisa dimenangkan bersama. Tokoh-tokoh agama seperti Ustad dari Muslim, Pastor/Romo dari Katolik, Pendeta dari Kristen Protestan, tokoh agama Hindu, Budha dan Konghucu telah bersatu padu bergandengan tangan mempersiapkan generasi Alpha Bersinar.

BNN Kota Tangerang telah meluncurkan beberapa inovasi seperti  Program Bina Anak Sehat dan Cerdas Bebas Narkoba, sebagai bentuk intervensi dini yang menyentuh langsung anak-anak usia SD hingga remaja awal—mereka yang hari ini terlihat polos, namun esok adalah penentu arah bangsa. Sebuah inovasi bernama Kang BeNN (baca: BNN) Jalan-Jalan ke Masyarakat sebagai  upaya penyebarluasan informasi yang dilakukan secara langsung, dengan menyasar ke berbagai Lingkungan dan Lokasi yang di anggap rentan/ rawan Penyalahgunaan Narkoba, seperti Bandara, Lingkungan Masyarakat di Kawasan Rentan/ Rawan. Selain aktivitas andalan di atas, Kang BeNN Jalan-Jalan juga melakukan Gerakan Tenar (Teman Sebaya Anti Narkoba), SIP (Sistem Informasi Pelayanan). Kegiatan jalan-jalan diisi dengan kegiatan sosialisasi P4GN di dan senam bersama masyarakat.

Tenar adalah gerakan untuk menumbuhkan ketahanan diri remaja yang berorientasi pada anti narkoba yang terintegrasi di program-program sekolah, terutama di tingkat SMP. Program Tenar melibatkan siswa SMP sebagai fasilitator dan guru sebagai pendorong untuk menyukseskan P4GN di sekolah.  Lebih lanjut, di era digital yang khas dengan generasi Alpha, BNNK Tangerang mengoptimalikan SIP. Digitalisasi Layanan untuk mempermudah Pelayanan Publik yang bisa diakses dari mana saja dan kapan saja.

Tahun 2025, di ambang HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, kami tidak sekadar memperingati, tapi menyuarakan janji suci untuk bangsa: Generasi Alpha tidak akan kami biarkan tenggelam dalam lumpur narkoba!

Ini bukan retorika. Ini panggilan nurani. Ini adalah tanggung jawab moral dan kebangsaan yang tidak bisa dinegosiasikan, tidak bisa ditunda, dan tidak bisa dibebankan hanya pada satu lembaga.

Setiap orang tua, guru, pemuka enam agama, aparat, pemimpin komunitas, dan warganegara memiliki peran. Kalau hari ini kita lengah, besok kita akan menangisi kehancuran generasi yang seharusnya menjadi pelita. Kita tidak sedang melawan sekadar zat, tapi melawan sistem, melawan kecerdikan jaringan narkotika, melawan kelengahan kita sendiri.

Karena itu, mari bergerak.

Bukan untuk mengejar angka, tetapi untuk menyelamatkan nyawa.

Bukan untuk tampil di media, tetapi untuk memastikan bahwa setiap anak di Indonesia tumbuh dalam pelukan aman, bersih, dan bermasa depan. Generasi Alpha adalah warisan kita. Jangan biarkan mereka menjadi korban. Jadikan mereka pahlawan masa depan.

Seruan Moral untuk Bangsa: Jaga Mereka Sebelum Mereka Jatuh

Narkoba hari ini tidak hanya hadir dalam bentuk klasik seperti sabu, ganja, atau ekstasi. Bentuk-bentuk baru seperti new psychoactive substances (NPS), cairan vape, bahkan permen dan minuman ringan mengandung zat adiktif kini menyasar anak-anak. Penjahat narkotika kini menyamar sebagai penjual gaya hidup.

Ini bukan hanya tanggung jawab Badan Narkotika Nasional. Ini adalah tanggung jawab kita semua—para orang tua, pendidik, tokoh agama, aparat keamanan, pemerintah daerah, organisasi masyarakat, pelaku media, dan tentu saja para pemimpin bangsa. Kita perlu komitmen kebangsaan yang kuat dan niat suci bersama untuk melindungi generasi ini. Jika kita lalai, maka mimpi tentang Indonesia Emas hanya akan tinggal angan.

Momentum HUT ke-80 Republik Indonesia menjadi saat yang tepat untuk memperbaharui janji suci kita sebagai bangsa, bahwa kita tidak akan menyerahkan masa depan anak cucu kita pada ancaman narkoba. Mari jadikan kemerdekaan ini bukan hanya perayaan simbolik, tapi sebagai komitmen moral dan kemanusiaan untuk menyelamatkan satu generasi penuh dari kehancuran.

Oleh karena itu, saya mengajak seluruh pemimpin bangsa, dari tingkat nasional hingga RT-RW, untuk ikut bersuara dan bertindak. Jangan menunggu anak-anak kita menjadi korban sebelum kita merasa peduli. Jangan biarkan Indonesia Emas 2045 diwarisi oleh generasi yang rusak fisik dan mentalnya karena narkoba.

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa melindungi anak-anaknya dari kehancuran.”

— Pesan moral yang harus menjadi nyawa pembangunan bangsa.

BERSINAR adalah Janji Kemerdekaan untuk Generasi Baru

Program BERSINAR—Bersih dari Narkoba—adalah panggilan hati untuk menjadikan setiap rumah, sekolah, tempat ibadah, dan ruang publik sebagai zona aman dan sehat bagi anak-anak. Ini bukan sekadar tanggung jawab BNN, tapi tanggung jawab semua. Bersinarlah mulai dari keluarga Anda, komunitas Anda, dan lingkungan kerja Anda.

Jika hari ini kita mampu menjaga Generasi Alpha, maka mereka akan menjadi generasi yang membawa Indonesia ke puncak kejayaan pada 2045. Mari kita jadikan Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia sebagai tonggak kebangkitan moral nasional untuk menyelamatkan anak-anak kita.

Mereka berhak atas masa depan yang cemerlang.

Mereka berhak atas Indonesia yang bersih dari narkoba.

Dan mereka berhak menikmati kemerdekaan yang sesungguhnya.

Ayo, lindungi Generasi Alpha.

Ayo, jadikan mereka BERSINAR.

Untuk Indonesia Emas 2045 yang benar-benar merdeka!

Penulis: Dr. Vivick Tjangkung, Kepala BNN Kota Tangerang