Siswadhi Pranoto Loe: Tantangan Infrastruktur, Integrasi Sistem, dan SDM Kunci Indonesia Jadi Hub Logistik

Oleh : Hariyanto | Sabtu, 21 Juni 2025 - 21:15 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta — Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi simpul logistik digital di Asia Tenggara. Namun, perwujudan mimpi ini terhambat oleh sejumlah tantangan utama, yakni infrastruktur, integrasi sistem, dan kesiapan SDM. Demikian disampaikan oleh praktisi logistik dan transformasi digital, Siswadhi Pranoto Loe, dalam wawancara eksklusif.

“Tantangannya ada pada infrastruktur, integrasi sistem, dan kesiapan SDM. Tapi jika ditangani dengan serius, kita bisa menjadi simpul logistik regional dalam waktu dekat,” ujarnya tegas.

Menurut Indeks Kinerja Logistik (LPI) Bank Dunia 2023, Indonesia menempati peringkat ke-61 dari 139 negara. Skor untuk infrastruktur transportasi mencapai 2,90 dari 5, serta skor integrasi sistem dan clearance bea cukai masing-masing 2,90 dan 2,80 . Angka ini menunjukkan bahwa meski ada perbaikan dibanding dekade lalu, Indonesia masih tertinggal dibanding negara tetangga seperti Malaysia (26) dan Thailand (32) .

Dari segi infrastruktur fisik, Indonesia mengandalkan lebih dari 548.000 km jalan nasional dan 24 pelabuhan strategis yang menghubungkan 17.000 pulau. Namun, distribusi dan kualitas infrastruktur di daerah masih timpang. Siswadhi menyatakan: “Konektivitas fisik harus diimbangi oleh koneksi digital—data real-time, tracking, serta interkoneksi sistem WMS, ERP, dan bea cukai.”

Komponen digital lain yang perlu segera diperbaiki adalah integrasi sistem antar-pelaku rantai pasok. ASEAN mencatat bahwa digitalisasi logistik dan perdagangan lintas negara memperoleh skor 55,27 dari segi kesiapan, masih terendah di antara pilar ADII. Artinya, interoperabilitas data dan sistem belum optimal.

Tak kalah pentingnya adalah aspek SDM. Di era “Making Indonesia 4.0”, pemerintah mencanangkan penguatan kurikulum STEAM, pelatihan vokasi, serta skema sertifikasi untuk tenaga kerja digital. Namun, menurut Siswadhi, pelaksanaan di sektor logistik masih minim: “Teknologi boleh disediakan, tapi jika tenaga kerjanya tidak siap, efisiensi tidak akan tercapai. SDM harus ikut dilatih sejak hari pertama.”

Siswadhi menyarankan langkah konkret: percepatan pembangunan infrastruktur digital dan fisik melalui pendanaan publik–swasta (sektor swasta ditargetkan menyumbang 42% dari total investasi Rp 6.445 triliun 2019–24); peningkatan interoperabilitas sistem WMS, ERP, bea cukai, dan logistik tracking; serta program pelatihan menyeluruh berbasis sertifikasi nasional.

“Kalau ketiga komponen itu diselesaikan dengan fokus, Indonesia bisa mengejar Singapura dan Malaysia. Saya optimistis, dengan letak strategis, talenta muda, dan semangat digitalisasi, kita mampu,” pungkas Siswadhi Pranoto Loe.