BPDP dan Ditjenbun Libatkan AKPY Latih Petani Sawit Sulteng, Ini Tanggapan dari Pemda Setempat

Oleh : Wiyanto | Senin, 21 Juli 2025 - 22:03 WIB

INDUSTRY.co.id-Palu - Pemeritah daerah (pemda) setempat mengapresiasi tiga jenis pelatihan (Penguatan Kelembagaan, Pengelolaan Sarana & Prasarana, dan Teknis Pemetaan Lokasi Perkebunan Kelapa Sawit) yang diikuti 226 petani sawit dari kabupaten Morowali dan Morowali Utara. Pada pelaksanaannya pelatihan terbagi di dua lokasi ini (hotel ternama), didakan sejak 11 Juli – 20 Juli 2025), di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Pelatihan tersebut merupakan implementasi program pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit (SDM PKS0 yang melibatkan Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY) sebagai mitra pelaksana didukung Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) dan Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun), Kementerian Pertanian. Kepala Bidang Produksi dan Perlindungan Tanaman Perkebunan Dinas Perkebunan dan Peternakan - Provinsi Sulawesi Tengah, Dr. Ir. Simpra Tajang,M.Si menyampaikan menyambut baik dan mendukung upaya peningkatan kapasitas dan kemampuan bagi petani sawit melalui kegiatan pelatihan.

“Kegiatan pelatihan yang diselenggarakan AKPY dengan dana dari BPDP dan dukungan rekomendasi peserta dari Direktorat Jenderal Perkebunan akan berdampak positif bagi petani sawit. Tentu ini akan mendukung pengelolaan kebun masyarakat lebih baik, terutama dalam hal pengelolaan sarara & prasarana, teknis pemetaan kebun, dan penguatan kelembagaan (petani), sesuai dengan jenis pelatihan yang diikuti,” ujarnya, saat dihubungi melalui sambungan telepon, pada Sabtu (19 Juli 2025).

“Misalnya, untuk pengelolaan sarana & prasarana. Mereka (peserta) adalah pekebun yang sudah memiliki pengalaman bertahun-tahun. Tetapi, dalam hal pengelolaan pupuk belum tentu baik dan benar. Maka, melalui pelatihan ini harapannya bisa mengelola pupuk baik dan benar (sesuai standar). Begitu juga dalam hal teknis pemetaan. Peserta akan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan tentang dasar-dasar pemetaan, penggunaan alat pemetaan, teknik tracking lahan, pengolahan data, dan penyajian peta, yang semuanya penting untuk pengelolaan kebun. Dan, penguatan kelembagaan, agar petani sawit mampu mengelola kelompok tani atau koperasi dengan lebih efektif,” imbuh Dr. Simpra.

Tanggapan positif terkait kegiatan pelatihan petani sawit juga disampaikan Anwar Saimu, ST,M.Sc, Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Kabupaten Morowali. Pihaknya menyambut positif kegiatan pelatihan yang melibatkan petani sawit dan pendamping petani dari Kabupaten Morowali. Langkah dan upaya ini akan meningkatkan kapasitas dan kemampuan petani sawit.

“Tentu ini nantinya akan dapat meningkatkan produktivitas kebun sawit yang dikelola petani. Untuk itu, kami berharap semua peserta yang mengikuti pelatihan (kelas Penguatan Kelembagaan, kelas teknis pemetaan kebun dan kelas Pengelolaan Sarana & prasarana) dapat mengikuti dengan baik. Kenapa, agar materi yang disampaikan narasumber dapat diaplikasikan di kebunnya masing-masing,” katanya.

Menurut Anwar, ketiga jenis pelatihan yang diikuti petani sawit dari Morowali sangat dibutuhkan. Petani sawit di Morowali bukanlah petani sawit yang baru belajar melainkan sudah sebelumnya melakukan budidaya, tetapi memang masih perlu banyak belajar. Agar pengelolaannya lebih efisien dan menghasilkan produktivitasnya yang tinggi.

“Maka, petani sawit terutama di Morowali selain menguasai teknis budidaya, harus menguasai kemampuan dan pengetahuan pada usaha perkebunan sawit lainnya. Seperti kelembagaan, sarana & prasarana dan teknis pemetaan kebun, ini akan mendukung usaha di bidang perkebunan sawit secara berkelanjutan,” ujarnya.

Sementara, Ir. Musda Guntur,MM, Sekretaris Daerah Kabupaten Morowali Utara menambahkan, pihaknya mengapresiasi kegiatan pelatihan petani sawit yang didanai oleh BPDP, dan dukungan dari Ditjenbun, yang melibatkan AKPY sebagai lembaga pelatihan. Kegiatan ini sebagai upaya meningkatkan kapasitas dan kemampuan petani sawit untuk meningkatkan pengelolaan kebunnya agar lebih baik mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan.

“Peningkatan SDM petani sawit akan berimplikasi pada pengembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Terkait dengan jenis pelatihan, kami berharap petani sawit dalam mengelola sarana & prasarananya (pupuk dan lainnya) melalui kelembagaan petani (koperasi). Sementara, untuk jenis pelatihan teknis pemetaan kebun agar petani memahami lokasi kebun agar tidak terjadi tumpang tindih lahan, yang saat ini menjadi isu utama. Kami berharap ikuti pelatihan ini dengan baik, serap ilmu yang disampaikan oleh narasumber dari AKPY,” ujarnya, saat menyampaikan sambutan, pada Kamis (17 Juli 2025).

Selain mendapatkan materi yang disampaikan narasumber dari AKPY dengan latar praktisi kebun dan akademisi, peserta mendapat kesempatan untuk kunjungan lapangan (kebun). Yakni mengunjungi kebun milik perusahaan perkebunan sawit PT Pasangkayu (Astra Agro Group), pada Sabtu (20 Juli 2025). Pada kesempatan itu, para peserta mendapat penjelasan untuk menambah wawasan berkaitan dengan materi yang didapat selama pelatihan. Harapannya usai pelatihan para petani sawit dari Marowali dan Morowali Utara dapat mengimplementasikan atau mempraktikkan ilmu di kebun masing-masing dan menyebarkan ilmunya ke petani sawit lainnya.