Kisah Perawat Hebat Dari Desa Kecil yang Sukses Mengabdi di Tanah Suci

Oleh : Wiyanto | Jumat, 18 Juli 2025 - 14:06 WIB

INDUSTRY.co.id-Jakarta – Kisah perawat hebat dimulai dalam senyap pagi sebuah desa kecil di Aceh Besar, seorang perempuan muda duduk memandangi selembar surat panggilan kerja dari sebuah klinik di Mekkah, Arab Saudi. Tangannya bergetar. Air matanya menetes pelan.

“Ibu… Aku diterima kerja di Arab Saudi,” ucapnya penuh haru.

Sebut saja Nazera (bukan nama asli), seorang lulusan program studi keperawatan dari salah satu STIKes di Aceh. Ia bukan mahasiswi paling cemerlang, tapi ia paling tekun. Saat teman-temannya sibuk bermain, Nazera belajar anatomi tubuh dan bahasa Inggris melalui YouTube. Hal itu ia lakukan demi impiannya yang sederhana tapi besar, yakni menjadi perawat internasional yang membuktikan bahwa orang dari desa pun bisa berjaya di luar negeri.

Setelah lulus, Nazera tak langsung bekerja di rumah sakit besar. Ia menjadi relawan COVID-19 di RS Darurat Wisma Atlet Jakarta. Gaji kecil, kerja keras, dan tekanan tinggi tak menyurutkan semangatnya. Justru dari situlah ia tumbuh menjadi perawat hebat, belajar tentang kedaruratan medis, ketenangan dalam krisis, dan empati yang mendalam.

Namun impiannya belum berhenti di sana. Ia terus belajar bahasa asing, memahami budaya Arab, dan mempersiapkan diri ikut seleksi kerja ke luar negeri. Saat akhirnya panggilan kerja ke Mekkah datang, ia tahu inilah jawaban dari doa dan perjuangannya.

Jadi Perawat di Mekkah: Antara Profesi dan Spiritualitas

Hari pertama bekerja di klinik Arab Saudi, Nazera masih merasa gugup dengan bahasa Arabnya yang masih terbata. Namun semangatnya tak goyah. “La takhaf… ana mumaridha,” katanya lembut pada seorang pasien lansia yang artinya, “Jangan khawatir, saya perawat.” Kalimat sederhana itu cukup untuk menghadirkan rasa aman.

Sedikit demi sedikit, ia menguasai sistem kerja di sana, mulai dari membaca resep berbahasa Arab hingga mencatat rekam medis secara digital. Ia bangun sebelum fajar, beribadah, lalu berangkat bekerja dengan semangat yang sama seperti saat belajar di bangku kuliah.

“Bekerja di Mekkah membuat saya merasa dekat dengan Tuhan. Saya menolong sesama sekaligus beribadah setiap hari,” tuturnya.

Suatu malam, ia menemani pasien yang menangis kesepian di ruang rawat. Nazera menggenggam tangan pasien itu dan melantunkan Al-Fatihah. Air mata pasien itu berubah menjadi senyum syukur.

Dari Nazera untuk Indonesia

Enam bulan kemudian, nama Nazera tercantum dalam daftar petugas kesehatan yang mendapat izin menunaikan ibadah haji. Di depan Ka’bah, ia menengadah, menangis, dan berkata dalam hati:

"Ayah, Ibu… anakmu dulu hanya gadis kecil dari desa. Tapi hari ini, Allah bawa aku ke rumah-Nya, dengan profesi yang aku cintai."

Kisah Nazera menjadi bukti bahwa lulusan kampus daerah pun mampu bersaing di kancah internasional. Ketekunan, niat yang kuat, dan semangat belajar adalah kunci utama.

Akper Bina Insan Siap Cetak Perawat Hebat Bertaraf Global

Cerita Nazera juga menjadi cermin semangat yang diusung oleh Akademi Perawat (Akper) Bina Insan yang merupakan sebuah institusi pendidikan kesehatan dengan komitmen besar, yakni mencetak perawat hebat, terampil, dan siap kerja, bahkan hingga ke luar negeri.

Saat ini, Akper Bina Insan tengah dalam proses penyatuan dengan Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI), yang dikenal luas sebagai Kampus Digital Kreatif. Kolaborasi ini akan memperkuat kualitas pendidikan keperawatan dengan integrasi teknologi, bahasa asing, dan wawasan internasional agar lulusan siap bersaing di tingkat global.

“Kami ingin melahirkan lebih banyak Nazera lainnya. Anak-anak muda dari berbagai daerah yang punya semangat tinggi untuk belajar, melayani, dan menginspirasi dunia lewat profesi perawat,” ujar Firdaus Djasad, Staf Humas UBSI kampus Salemba.

Firdaus pun mengajak insan muda yang juga ingin menempuh jalan mulia seperti Nazera, untuk memilih kampus yang tepat. UBSI dengan Program Studi Sarjana Keperawatan menjadi pilihan tepat dalam menempuh pendidikan keperawatan.