GETI Cetak Pendamping UMKM Digital Melalui Sertifikasi BNSP
INDUSTRY.co.id - Jakarta — Di tengah percepatan digitalisasi nasional, ribuan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) masih tertinggal dalam pemanfaatan teknologi. Banyak di antaranya belum mampu mengelola media sosial, membuat konten promosi, apalagi berjualan secara daring secara efektif.
Melihat kesenjangan tersebut, GETI Incubator menghadirkan Skema Sertifikasi Pendamping UMKM Digital berbasis lisensi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), sebagai upaya mencetak sumber daya manusia pendamping yang benar-benar paham ekosistem digital.
“UMKM perlu pendamping yang mengerti digital. Kami siapkan SDM itu lewat skema ini,” ujar Rachmat Wirasena Suryo, General Manager Academic GETI Incubator.
Ia menyebut bahwa peran pendamping tidak bisa hanya dilakukan oleh tenaga fasilitator biasa, tetapi harus diisi oleh mereka yang bisa berbicara dalam bahasa UMKM dan bahasa digital sekaligus.
Skema pelatihan ini membekali peserta dengan keterampilan mendampingi UMKM dalam membuat konten promosi, menjalankan kampanye digital sederhana, membuka dan mengelola toko daring, serta melakukan pelaporan perkembangan usaha secara berkala.
Kurikulumnya mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) serta kebutuhan riil dari program pendampingan yang dijalankan pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan korporasi.
Data dari Kementerian Koperasi dan UKM RI tahun 2025 menyebutkan bahwa dari total 65,5 juta UMKM di Indonesia, hanya sekitar 27% yang aktif secara digital. Artinya, lebih dari 47 juta pelaku usaha masih memerlukan pendampingan untuk masuk ke ekosistem digital dan pasar online, termasuk pemanfaatan marketplace, social commerce, dan sistem kasir digital.
Dengan pendekatan TauBisaJago, peserta pelatihan akan melalui tiga tahapan pembelajaran: memahami tantangan UMKM dan solusi digital (tau), mempraktikkan kegiatan pendampingan seperti membuat konten dan mendaftarkan toko UMKM ke platform e-commerce (bisa), lalu menyelesaikan proyek pendampingan selama satu bulan dengan UMKM binaan riil (jago).
Skema ini sudah dijalankan GETI di berbagai wilayah melalui kerja sama dengan pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan asosiasi UMKM. Kampus seperti UGM, UNIS Tangerang, Universitas Raharja, hingga Swiss German University telah melibatkan mahasiswa dan alumni mereka dalam pelatihan ini, baik sebagai calon pendamping UMKM mandiri maupun mitra proyek sosial kampus.
Hingga pertengahan 2025, lebih dari 1.000 peserta telah mengikuti pelatihan ini dan mendapatkan sertifikasi kompetensi. Sebagian besar dari mereka kini terlibat sebagai pendamping UMKM di program-program inkubasi wirausaha daerah, lembaga keuangan mikro, hingga program CSR perusahaan swasta.
Rachmat menjelaskan bahwa pendamping digital yang ideal bukan hanya orang yang mahir teknologi, tapi juga punya empati terhadap pelaku usaha kecil. “Mereka harus bisa membantu UMKM dengan cara yang sederhana, bertahap, dan berbasis hasil. Itulah yang kami latih di program ini,” jelasnya.
Dengan dukungan kurikulum berbasis praktik dan kolaborasi lintas sektor, skema ini menjadi langkah nyata untuk menciptakan ekosistem pendampingan UMKM yang tangguh dan relevan dengan tantangan transformasi digital masa kini. Silahkan menghubungi Whatsapp GETI https://s.id/industrycoidxgeti untuk info lanjutannya.