Menpar Widiyanti Bersama Gubernur Papua Barat Daya Sepakat Menjaga Kelestarian Kawasan Destinasi Pariwisata Raja Ampat

Oleh : Candra Mata | Kamis, 05 Juni 2025 - 23:13 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Raja Ampat, surga tersembunyi di ujung timur Indonesia, adalah mahakarya alam yang tak tertandingi. Terletak di Provinsi Papua Barat, kepulauan ini menyimpan keindahan laut yang luar biasa, dengan gugusan lebih dari 1.500 pulau kecil yang mengelilingi empat pulau utama: Waigeo, Batanta, Salawati, dan Misool. 

Air lautnya sebening kristal, terumbu karangnya termasuk yang terkaya di dunia, dan keanekaragaman hayatinya membuat Raja Ampat dikenal sebagai “jantung segitiga karang dunia.”

Selain sebagai di Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) Indonesia, Raja Ampat memiliki status sebagai: UNESCO Global Geopark, Kawasan Konservasi Perairan Nasional, dan Pusat Terumbu Karang Dunia.

Tetapi sangat disayangi, aktivitas industri ekstraktif di sekitar wilayah Raja Ampat yang lokasi relatif berdekatan dengan kawasan Wisata mengancam ekosistem, dan kekhawatiran masyarakat adat dan pemerhati lingkungan #saverajaampat kini menjadi isu nasional yang memantik perhatian serius dari pemerintah.

Menanggapi hal itu, Kementerian Pariwisata terus mendorong koordinasi lintas kementerian dan lembaga agar keputusan yang diambil benar-benar selaras dengan arah pembangunan pariwisata berkelanjutan.

"Saya berempati pada kekhawatiran masyarakat adat dan pemerhati lingkungan terkait aktivitas industri ekstraktif di sekitar wilayah Raja Ampat, yang lokasinya relatif berdekatan dengan Kawasan Wisata Raja Ampat," ujar Menpar Widiyanti seperti dikutip redaksi INDUSTRY.co.id dari akun resmi miliknya @widi.wardhana, Kamis (5/6/2025)

Dikatakan Menpar Widiyanti lebih lanjut, perlindungan Raja Ampat sebagai kawasan dengan keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia adalah keharusan. Potensi kerusakan pada kawasan ini akan menjadi kerugian global, bukan hanya nasional.

Menurutnya, investasi terbaik di Raja Ampat adalah investasi pada konservasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat lokal.

Selain itu, Menpar Widiyanti mengungkapkan, jika dikelola dengan bijak, Raja Ampat dapat menjadi model dunia dalam menyeimbangkan ekonomi dan ekologi.

Untuk menjaga kelestarian kawasan Raja Ampat, Kementerian Pariwisata telah melakukan sejumlah langkah konkret diantaranya;

1. Kunjungan dan Dialog DPR Bersama Masyarakat

Kementerian Pariwisata bersama Anggota DPR-RI melakukan kunjungan langsung ke Raja Ampat, Papua Barat, pada 28 Mei hingga 1 Juni 2025. Kunjungan ini dilakukan guna menyerap aspirasi masyarakat, terutama masyarakat adat. 

Dalam kunjungan tersebut, masyarakat menyampaikan penolakan terhadap rencana pemberian izin pertambangan baru. Mereka menegaskan bahwa ekosistem dan identitas Raja Ampat yang harus dijaga sebagai kawasan wisata, bukan wilayah industri ekstraktif.

Sebagai hasil dari kunjungan tersebut, Komisi VII DPR berkomitmen membawa aspirasi mengenai pencemaran lingkungan akibat tambang nikel ke DPR RI. Selain itu, Komisi VII DPR juga meminta evaluasi izin tambang oleh pemerintah pusat sebagai upaya menjaga kelestarian ekosistem Raja Ampat.

2. Rapat Koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya

Menteri Pariwisata Widiyanti telah menerima kunjungan Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu, pada Rabu (4/6/2025). Dalam pertemuan tersebut, baik Kementerian Pariwisata dan Gubernur Papua Barat Daya berkomitmen untuk menjaga ekologi Raja Ampat. 

3. Koordinasi Strategis Lintas Sektor

Kementerian Pariwisata juga menggelar rapat koordinasi lintas sektor pada Kamis (5/6/2025), untuk menguatkan langkah perlindungan jangka panjang terhadap Raja Ampat. Salah satu inisiatif utama yang sedang dikaji, yaitu mendorong Raja Ampat berfokus pada quality tourism, dengan mengedepankan sustainable tourism serta investasi hijau, yang berpihak pada masyarakat dan lingkungan.

"Kita ingin pembangunan apapun termasuk kepariwisataan harus menjaga keseimbangan antara ekologi, teritori sosial dan skala ekonomi" terang Menpar.