Soal LG Mundur, Menperin Agus: Diganti Mitra Investasi Baru Huayou dari Tiongkok
INDUSTRY.co.id - Jakarta, Menteri Perindusterian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan bahwa perkembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia semakin tumbuh, dengan kapasitas yang jauh melampaui perkembangan pasar.
Hal ini menurutnya juga didorong dari berbagai kebijakan strategis dari pemerintah, termasuk memberikan kepastian dan kemudahan usaha, penyusunan roadmap hingga pengoptimalan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
Oleh karena itu, adanya informasi terkait mundurnya LG Energy Solution dari investasi proyek kendaraan listrik (EV) di Indonesia, menurut Menperin Agus tidak perlu dikhawatirkan.
Karena menurutnya investasi tersebut akan digantikan dengan mitra investasi baru dari perusahaan Tiongkok, yakni Huayou.
Perusahaan yang berkantor pusat di Tongxiang Zhejiang ini bergerak dalam kegiatan penelitian, pengembangan, dan manufaktur material baterai lithium-ion energi serta material kobalt. Komponen tersebut biasanya digunakan untuk elektronik hingga kendaraan listrik.
Huayou sendiri telah beroperasi di Indonesia dan memiliki kantor pusat di Jakarta dengana mempekerjakan lebih dari 17.000 karyawan.
Huayou Indonesia menjalankan bisnis yang terdiri dari Indonesia Pomalaa Industry Park (IPIP) di Sulawesi Tenggara; proyek Huayue HPAL di Morowali, Sulawesi Tengah; proyek Huafei HPAL di Weda Bay, Halmahera, Maluku Utara; proyek Huake RKEF di Weda Bay; proyek KNI HPAL di Kabupaten Pomalaa, Sulawesi Tenggara; dan proyek Sorowako di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan
“Dalam sebuah konsorsium bisnis atau proyek skala besar, pergantian investor merupakan hal yang lazim terjadi. Ini tidak mengganggu dari target program pengembangan EV di Indonesia. Akselerasi pengembangan untuk ekosistem kendaraan listrik di Indonesia tetap berjalan sesuai perencanaan dan targetnya, apalagi sudah ada yang berproduksi,” tegas Menperin Agus dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis (24/4).
Sejatinya saat ini, sudah ada dua perusahaan yang memproduksi baterai untuk motor listrik, yaitu PT Industri Ion Energisindo yang memiliki kapasitas produksi sebanyak 10.000 pcs baterai per tahun dan investasi sebesar Rp18 miliar.
Tak hanya itu, ada pula PT Energi Selalu Baru yang memiliki kapasitas produksi sebanyak 12.000 pcs baterai per tahun dan investasi sebesar Rp15 miliar.
Lebih jauh, saat ini terdapat 2 industri baterai sel untuk mobil listrik, yaitu PT HLI Green Power, yang merupakan konsorsium antara Hyundai Grup dan LG sebagai produsen sel baterai, dengan kapasitas tahap pertama sebanyak 10 GWh dengan total nilai investasi mencapai USD1,1 miliar dolar AS.
Menperin menegaskan bahwa Industri sel baterai ini akan memasok 150.000 hingga 170.000 unit kendaraan bermotor listrik melalui PT Hyundai Energy Indonesia selaku industri baterai pack yang memiliki kapasitas produksi mencapai 120 ribu pack baterai kendaraan bermotor listrik dengan total investasi sebesar Rp674 milliar.
Kemudian kedua, PT International Chemical Industry yang memiliki kapasitas produksi mencapai 100 MWh per tahun (setara dengan 9 juta sel), dengan target total kapasitas produksi sebesar 256 MWh per tahun (setara dengan 25 juta sel).
"Selain PT Hyundai Energy Indonesia terdapat 1 produsen baterai pack lain, yaitu PT Gotion Green Energy Solutions Indonesia yang memiliki total nilai investasi lebih dari USD8,7 juta dengan kapasitas produksi sebesar 17.952 unit per tahun," tandas Menperin.