Kemenperin dan Dekranas Dorong Diversifikasi Produk Kerajinan Manik-Manik
INDUSTRY.co.id - Jakarta, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) terus bersinergi melestarikan dan mengembangkan warisan budaya bangsa melalui pengembangan produk kriya dan wastra. Kedua sektor industri tersebut menyimpan potensi ekonomi yang dapat mendongkrak kesejahteraan masyarakat di berbagai daerah dan memutar roda perekonomian secara inklusif.
Sebagai bidang industri padat karya, sektor kerajinan berdampak pada kesejahteraan khalayak banyak. Kemenperin dan Dekranas berkomitmen untuk terus mendorong penguatan kapasitas para pelaku IKM di seluruh penjuru Indonesia melalui berbagai kegiatan seperti pameran, workshop, seminar, kompetisi, serta peluncuran berbagai program pembinaan lainnya. Salah satu kegiatan yang diselenggarakan adalah Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas IKM melalui Diversifikasi Produk Kerajinan Manik-Manik di Kota Balikpapan yang telah dibuka secara resmi pada tanggal 22 April 2024.
“Dekranas sejak awal berdiri memiliki komitmen kuat dalam menjaga, melestarikan, dan mengembangkan warisan budaya bangsa melalui pengembangan produk kriya dan wastra. Tidak hanya sebagai warisan budaya, namun juga sebagai potensi ekonomi kreatif yang sangat menjanjikan untuk kesejahteraan masyarakat,” kata Ketua Harian Dekranas, Tri Tito Karnavian dalam sambutannya pada Acara Pembukaan Kegiatan Bimbingan Teknis tersebut.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Bidang Daya Saing Dekranas, Danti Budi Santoso mengungkapkan, Dekranas menyambut baik dan mendukung penuh pelaksanaan bimbingan teknis ini. “Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi wadah yang efektif bagi para perajin untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kreativitas dalam mengembangkan produk kerajinan manik-manik yang lebih inovatif, berkualitas, dan memiliki daya tarik pasar yang lebih luas,” ungkap Danti.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin yang juga selaku Sekretaris Jenderal Dekranas, Reni Yanita manyampaikan, industri kriya merupakan salah satu subsektor yang menjadi Top 3 kontributor perekonomian Indonesia di antara subsektor industri kreatif lainnya.
Data Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) menyebutkan, industri kriya menyumbang nilai tambah sebesar Rp102,44 triliun pada semester I tahun 2024. Nilai ini berkontribusi 13,6 persen dari total nilai tambah industri kreatif pada periode yang sama sebesar Rp749,58 triliun. Tidak hanya itu, lembaga riset 6Wresearch juga memproyeksikan industri kerajinan dapat mencapai pertumbuhan tahunan (CAGR) sebesar 7,2 persen pada tahun 2020-2026.
Dirjen IKMA mengungkapkan, untuk semakin mendorong kemajuan sektor kerajinan, Kemenperin dan Dekranas terus berbagi inspirasi, pengetahuan, dan peluang yang lebih luas kepada para perajin, seperti melalui pelaksanaan Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas IKM melalui Diversifikasi Produk Kerajinan Manik-Manik yang digelar pada 22-25 April 2025 di Kota Balikpapan.
“Bimtek ini digelar masih dalam rangka perayaan Hari Ulang Tahun ke-45 Dekranas. Kegiatan bimbingan teknis dapat menjadi wadah yang efektif bagi para perajin untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kreativitas dalam mengembangkan produk kerajinan manik-manik yang lebih inovatif, berkualitas, dan memiliki daya tarik pasar yang lebih luas,” ungkapnya.
Reni menekankan, dengan adanya tantangan global dan perubahan selera pasar saat ini, menuntut para perajin untuk bisa lebih berinovasi. “Diversifikasi produk menjadi kunci penting agar kerajinan manik-manik tidak terpaku pada model dan fungsi yang konvensional, tetapi bertransformasi menjadi produk-produk yang lebih beragam, memiliki nilai tambah, dan relevan dengan kebutuhan pasar yang semakin dinamis,” tuturnya.
Sebanyak 25 peserta mengikuti bimbingan teknis yang diselenggarakan selama empat hari tersebut. Para peserta dilatih oleh praktisi berpengalaman dan mendapatkan materi meliputi Kredit Usaha Rakyat (KUR), legalitas usaha, dan praktik keterampilan teknis kreasi berbagai varian produk manik-manik. Hasil produk bimbingan teknis ini rencananya akan ditampilkan pada puncak acara HUT Dekranas ke-45.
Direktur Industri Kecil dan Menengah Kimia, Sandang dan Kerajinan, Budi Setiawan mengungkapkan, kegiatan yang dilakukan diharapkan dapat mendorong pelaku IKM untuk dapat mengembangkan produk kerajinan manik-manik yang lebih beragam, menarik, serta berdaya saing tinggi, sehingga mampu memperluas pasar dan meningkatkan perekonomian daerah.
“Dengan ragam produk yang lebih variatif, konsumen jadi lebih banyak pilihan, sehingga pasar semakin terbuka lebar, dan manik-manik merupakan salah satu ikon kerajinan yang menjadi identitas lokal warga Kalimantan Timur,” terang Budi.
Menurutnya, jika dikembangkan lebih lanjut, manik-manik tidak hanya menjadi aksesoris, namun juga bisa menjadi bagian dari fesyen, dekorasi, maupun cendera mata khas daerah. Bahkan, kerajinan manik-manik yang dimodifikasi menjadi beragam produk akan semakin memikat pasar mancanegara.
Apalagi, jika produk tersebut dipasarkan dengan teknik branding dan story telling yang mengungkapkan sisi kekayaan budaya perajinnya. “Saat ini konsumen dalam maupun luar negeri cenderung lebih tertarik dengan produk kerajinan tradisional karena keindahannya, kaya akan cerita dan budaya, serta sebagai bentuk dukungan terhadap perajin lokal,” tutup Budi.