Alm Hartarto Sastrosoenarto Berikan Pemikiran Bagi Industri Indonesia

Oleh : Herry Barus | Selasa, 16 Mei 2017 - 01:53 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Ketua DPR RI Setya Novanto menilai almarhum mantan menteri pada era Orde Baru, Hartarto Sastrosoenarto, dikenal sebagai sosok yang telah memberi sumbangan pemikiran besar bagi dunia industri dan pengelolaan industri dalam negeri.

"Dulu pada era Orde Baru, saya sering mendengar ide dan gagasan Pak Hartarto yang mengajak seluruh bangsa Indonesia mengutamakan produk-produk dalam negeri sebagai sumber kekayaan bangsa," kata Setya Novanto melalui siaran persnya yang diterima di Jakarta, Senin (15/5/2017)

Novanto mengatakan hal itu guna memberikan perhatian kepada Hartarto Sastrosoenarto yang meninggal dunia karena usia tua di Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk, Jakarta, pada Minggu (14/5) pukul 21:32 WIB.

Hartarto yang lahir di Klaten, Jawa Tengah, pada 30 Mei 1932 meninggal dunia pada usia 84 tahun.

Hartarto pada masa hidupnya menjadi menteri selama tiga periode kabinet meliputi, Menteri Perindustrian pada 1983-1993, Menteri Koordinator Bidang Produksi dan Distribusi Indonesia pada 1993-1998, serta selanjutnya menjadi Menteri Negara Koordinator Pendayagunaan Aparatur Negara Indonesia.

Menurut Novanto, Hartarto semasa hidupnya banyak memberikan gagasannya untuk pembangunan nasional, sehingga wajar mendapat penghargaan dari BPP Teknologi sebagai figur teladan perekayasaan dalam berkiprah membangun bangsa.

"BPPT menganugrahinya sebagai Perekayasa Utama Kehormatan.

“Almarhum telah memotivasi dan menginspirasi perekeyasaan di Indonesia, khususnya terkait dengan industri proses. Beliau gigih memperjuangkan kekayaan alam Indonesia untuk dinikmati sebesar-besarnya bagi kepentingan rakyat,” sambungnya.

Novanto melihat, sosok Hartarto juga telah berhasil mewariskan teladan yang baik bagi keluarganya.

Salah seorang putranya, Airlangga Hartarto, saat ini menjadi Menteri Perindustrian.

"Almarhum telah meninggalkan kita dengan banyak warisan pemikiran yang bermanfaat bagi bangsa dan negara," katanya.