Pasar Modal Indonesia Teguhkan Komitmen untuk Wujudkan Ekonomi Mandiri, Berdaulat, dan Maju

Oleh : Abraham Sihombing | Senin, 11 Agustus 2025 - 14:31 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Sejak diaktifkannya kembali 48 tahun lalu, pasar modal Indonesia terus menunjukkan peran strategisnya dalam pembangunan ekonomi nasional. Kapitalisasi pasar saham berhasil mencatatkan rekor baru pada tahun ini mencapai posisi tertinggi yaitu sebesar Rp13.701 triliun pada 29 Juli 2025 yang lalu. Rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) perdagangan di pasar modal Indonesia berada pada posisi Rp13,56 triliun yang turut diikuti dengan data volume transaksi harian sebesar 22 miliar lembar saham dan frekuensi transaksi harian mencapai 1,29 juta kali transaksi. Sampai dengan 8 Agustus 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup meningkat 6,41% secara year-to-date pada level 7.533,385 dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp13.434 triliun. Sebagian besar indikator perdagangan pasar modal Indonesia terus mengalami peningkatan signifikan dan memiliki potensi pertumbuhan lebih lanjut. Saat ini, pasar modal Indonesia menempati posisi ke-17 di antara negara lain dalam hal nilai kapitalisasi pasar dan berada pada posisi ke-2 di ASEAN dari segi jumlah perusahaan tercatat.

 

Pada tahun 2025, perdagangan derivatif di pasar modal Indonesia juga mencatatkan rekor total volume tahunan tertinggi sepanjang sejarah sejak produk derivatif mulai diinisiasi. Rekor ini dicapai pada 8 Agustus 2025 dengan total volume transaksi derivatif sebanyak 8.573 kontrak. Total volume ini meningkat 369% dibandingkan pada akhir tahun 2024 lalu. Hal ini menunjukkan semakin meningkatnya minat investor terhadap instrumen derivatif sekaligus turut mencerminkan efektivitas strategi pengembangan pasar derivatif di pasar modal Indonesia.

 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama dengan Self-Regulatory Organization (SRO) yang terdiri dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), memperingati 48 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia (HUT ke-48 Pasar Modal Indonesia) yang mengusung tema “Mewujudkan Ekonomi Mandiri, Berdaulat, dan Maju Bersama”. Peringatan ini diawali dengan acara Seremoni Pembukaan Perdagangan di Main Hall BEI dan dilanjutkan dengan Konferensi Pers oleh OJK bersama SRO pada hari ini, Senin (11/8).

 

Pada acara seremoni tersebut, pasar modal secara resmi memberikan lisensi perdana bagi Liquidity Provider Saham. Inisiatif Liquidity Provider Saham merupakan upaya pasar modal untuk meningkatkan likuiditas pasar serta mendukung kemudahan transaksi bagi investor dalam melakukan transaksi saham. PT Phintraco Sekuritas merupakan Anggota Bursa (AB) pertama yang secara resmi memperoleh lisensi untuk berperan sebagai Liquidity Provider Saham.

 

Masih pada acara seremoni yang sama, pasar modal Indonesia juga secara resmi mengumumkan partisipasi efek reksa dana pada layanan Pinjam Meminjam Efek (PME). Partisipasi reksa dana dalam mekanisme PME akan memperbesar ketersediaan saham siap pinjam, memperkuat likuiditas transaksi bursa, mendukung beragam strategi investasi seperti margin trading, short selling, peran liquidity provider, dan hedging, sekaligus membuka peluang pendapatan tambahan bagi lender.

 

Tahun ini, perayaan HUT ke-48 Pasar Modal Indonesia juga menghadirkan sejumlah program baru. Salah satunya adalah dukungan SRO terhadap program pemerintah “Sekolah Rakyat” yang bertujuan memperluas akses pendidikan bagi masyarakat. Melalui kontribusi sosial dan melibatkan pelaku industri pasar modal, inisiatif ini mempertegas peran pasar modal dalam pembangunan sumber daya manusia, khususnya dalam memperluas kesempatan belajar bagi anak-anak dan generasi muda di berbagai daerah.

 

Selain itu, sebagai simbol sinergi antara dunia pendidikan dan pasar modal dalam mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan di lingkungan akademik, akan diselenggarakan Program Edukasi 30.000 Mahasiswa, serta Pencanangan Kampus Penggerak Literasi & Inklusi Pasar Modal. Kedua program tersebut merupakan bagian dari Sekolah Pasar Modal untuk Negeri.

 

Terdapat pula program baru, yaitu Virtual Trading Competition 2025 Powered by IDX Mobile. Kompetisi ini bertujuan mendorong partisipasi generasi muda melalui Galeri Investasi (GI) BEI, dengan memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa dan pelajar dalam simulasi perdagangan saham.

 

Menambah semarak perayaan tahun ini, SRO juga akan menyelenggarakan Capital Market Run sebagai bagian dari upaya meningkatkan awareness pasar modal secara luas dan inklusif kepada masyarakat. Melalui kegiatan olahraga lari yang terbuka untuk umum, acara ini diharapkan dapat menjadi sarana sosialisasi serta edukasi yang ringan dan efektif dalam memperkenalkan pasar modal. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengajak masyarakat turut berpartisipasi dan memeriahkan HUT ke48 Pasar Modal Indonesia melalui aktivitas yang sehat dan edukatif.

 

Sejumlah kegiatan tahunan yang telah menjadi agenda rutin peringatan HUT Pasar Modal Indonesia, akan kembali diselenggarakan. Di antaranya adalah Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT), Capital Market Summit & Expo (CMSE), Public Expose Live, CEO Networking, Social Media Content Competition, Indonesian Finance Association (IFA) International Conference, Corporate Social Responsibility (CSR), turnamen olahraga, serta kegiatan khusus bagi jurnalis pasar modal yang meliputi Media Gathering, serta Kompetisi Fotografi dan Artikel Jurnalistik.

 

Untuk mendukung program CSR, SRO akan mengalokasikan dana sebesar Rp2,4 miliar yang berasal dari fee transaksi Bursa dan fee jasa kustodian pada 8 Agustus 2025. Dana tersebut akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di berbagai wilayah Indonesia melalui pembangunan infrastruktur kesehatan, penanganan stunting, penyediaan sarana dan prasarana, bantuan pendidikan, serta kegiatan donor darah.

 

 

Pencapaian BEI

Untuk mempertahankan laju pertumbuhan pasar modal nasional di tengah tantangan yang terus berkembang, BEI bersama SRO dan OJK, serta didukung oleh para stakeholders, telah melaksanakan berbagai langkah strategis selama tahun 2025. Salah satu inisiatif strategis yang dilakukan adalah peresmian perdagangan karbon internasional pada 20 Januari 2025. BEI juga telah melakukan beberapa peluncuran produk dan layanan, yaitu Kontrak Berjangka Indeks Asing (KBIA) pada 25 Februari 2025, serta SPPA Repo dan Waran Terstruktur (Put Warrant) pada 10 Maret 2025. Kemudian, BEI juga telah melakukan penyesuaian ketentuan Auto Rejection Bawah dan Penghentian Sementara Perdagangan Efek pada 8 April 2025. Perluasan Underlying Saham Waran Terstruktur juga telah dilakukan pada 2 Mei 2025. Untuk meningkatkan likuiditas pasar, BEI juga telah menyediakan Infrastruktur Liquidity Provider Saham pada 8 Mei 2025. Selain itu, sebagai bagian dari upaya pengembangan pasar derivatif, penambahan Underlying SSF juga telah dilakukan pada 11 Juli 2025 guna memperkaya pilihan investasi dan meningkatkan likuiditas perdagangan derivatif di pasar modal Indonesia.

 

Sebagai bagian dari upaya meningkatkan likuiditas pasar dan memberikan kemudahan bagi investor dalam melakukan transaksi saham, pada hari ini, Senin (11/8), BEI secara resmi memberikan lisensi perdana Liquidity Provider Saham kepada PT Phintraco Sekuritas. Lisensi tersebut diberikan kepada PT Phintraco Sekuritas karena telah memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan oleh BEI, termasuk kesiapan infrastruktur, sumber daya, serta komitmen dalam menjalankan fungsi penyedia likuiditas secara berkelanjutan.

 

Direktur Utama BEI Iman Rachman, menyampaikan bahwa pengembangan Liquidity Provider Saham ini merupakan bagian dari inisiatif strategis BEI untuk meningkatkan kualitas pasar modal Indonesia. “Liquidity Provider Saham memiliki peran penting dalam menjaga ketersediaan kuotasi beli dan jual, sehingga dapat mengurangi bid-ask spread pada saham-saham dengan likuiditas rendah. Dengan hadirnya Liquidity Provider Saham, diharapkan minat investor meningkat dan aktivitas perdagangan menjadi lebih aktif,” ungkapnya. Dengan diluncurkannya Liquidity Provider Saham ini, BEI turut mengundang AB lainnya untuk turut berpartisipasi sebagai Liquidity Provider Saham guna bersamasama mendorong peningkatan likuiditas dan efisiensi pasar.

 

Dari sisi pencatatan efek, sampai dengan 8 Agustus 2025, BEI telah berhasil mencatatkan 22 saham baru, 116 emisi obligasi, 2 Exchange-Traded Fund (ETF) baru, serta 288 seri baru Structured Warrant. Total fund-raised IPO saham mencapai Rp10,39 triliun dengan 6 pipeline saham pada tahun 2025 ini. Dengan data pencatatan tersebut, sampai saat ini telah terdapat 954 perusahaan tercatat di BEI.

 

Berdasarkan data Single Investor Identification (SID) sampai dengan 8 Agustus 2025, jumlah investor pasar modal yang terdiri dari investor saham, obligasi, reksa dana, dan surat berharga lainnya telah meningkat sejumlah 2,7 juta investor sehingga menjadi 17,59 juta investor. Sementara itu, data investor saham terdapat dan surat berharga lainnya terdapat peningkatan lebih dari 1 juta investor sejak tahun 2024 menjadi 7,5 juta investor saham sampai dengan 8 Agustus 2025. Selanjutnya, partisipasi investor ritel pun masih cukup signifikan selama tahun 2025, mengikuti tingginya partisipasi investor institusi. Hal ini juga menjadi indikator bahwa stabilitas kepercayaan dan animo investor terhadap pasar modal Indonesia tetap terpelihara di tengah tekanan dan ketidakpastian kondisi ekonomi secara global dan domestik. Pencapaian tersebut juga berkat upaya dari BEI bersama stakeholders pasar modal yang telah menyelenggarakan 21.513 kegiatan edukasi terkait investasi di pasar modal Indonesia sampai dengan 31 Juli 2025.

 

 

Pencapaian KPEI

Pada aspek operasional, hingga akhir Juli 2025, KPEI mencatat rata-rata efisiensi penyelesaian dari mekanisme kliring secara netting untuk nilai transaksi bursa sebesar 61,25%, sementara efisiensi dari sisi volume transaksi bursa mencapai 61,58%. Untuk nilai transaksi Pinjam Meminjam Efek, pada akhir Juli 2025 tercatat sebesar Rp29,57 miliar, dengan volume 11,01 juta lembar saham. Nilai transaksi Triparty Repo pada Juli 2025 tercatat sebesar Rp503,93 miliar, dengan total nilai outstanding mencapai Rp515,28 miliar. Untuk mengantisipasi kegagalan penyelesaian transaksi bursa dan mengelola risiko kredit, KPEI melakukan pengelolaan agunan anggota kliring dan nasabahnya dengan total nilai agunan per Juli 2025 mencapai Rp37,67 triliun, yang terdiri dari agunan online (agunan yang ditempatkan melalui rekening efek di KSEI) sebesar Rp30,35 triliun dan agunan offline (agunan yang dikelola langsung oleh KPEI) sebesar Rp7,32 triliun. Sumber keuangan last resort untuk penjaminan penyelesaian transaksi bursa yaitu Dana Jaminan, per Juli 2025 telah mencapai Rp9,06 triliun. KPEI juga melakukan penyisihan serta pengelolaan Cadangan Jaminan yang pada akhir Juli 2025 mengalami kenaikan menjadi Rp206,90 miliar yang berasal dari penyisihan sebesar 5 persen dari laba bersih Perusahaan tahun 2024 sesuai persetujuan RUPS Tahunan KPEI pada 23 Juni 2025.

 

Untuk segmen Pasar Uang dan Valuta Asing (PUVA), yaitu produk Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), KPEI mencatat nilai outstanding transaksi sebesar US$160 juta per juli 2025. Total nosional transaksi DNDF selama tahun 2025 mencapai US$1,7 miliar, dengan posisi nett nosional sebesar US$1,5 miliar. Dengan nilai tersebut, KPEI telah melakukan efisiensi netting sebesar 10,3%, yang diharapkan terus meningkat seiring bertambahnya jumlah anggota dan transaksi PUVA. Per Juli 2025, anggota kliring PUVA tercatat sebanyak delapan bank.

 

Pada semester pertama 2025, KPEI secara resmi telah melakukan implementasi kliring dan penyelesaian produk Foreign Index Future. KPEI juga telah melaksanakan combined audit dan berhasil mempertahankan sertifikasi untuk lingkup tiga standar ISO yaitu ISO 9001: Sistem Manajemen Mutu, ISO 22301: Sistem Manajemen Kelangsungan Usaha, dan ISO 37001: Sistem Manajemen Anti Penyuapan. Memasuki semester kedua 2025, KPEI telah mengimplementasikan insentif haircut triparty repo untuk efisiensi MKBD partisipan. Pemberian insentif ini diharapkan meningkatkan potensi keuntungan dalam menggunakan layanan triparty Repo KPEI, khususnya terkait keuntungan dari insentif haircut yang akan mampu memberikan dampak pada nilai ranking liability dan nilai MKBD Anggota Kliring.

 

Selanjutnya, KPEI tengah mempersiapkan layanan triparty agent repo SBN, collateral management untuk transaksi bilateral dan triparty repo, serta SPP-MKBD untuk validasi haircut triparty repo, yang siap untuk diimplementasikan pada penghujung tahun 2025. Selain itu, KPEI juga akan melakukan pengembangan produk dan layanan, mencakup pengembangan layanan penyelesaian level anggota kliring dalam transaksi ekuiti, implementasi stratifikasi partisipan transaksi efek, layanan NonCentrally Cleared Derivative (NCCD) untuk perhitungan dan pertukaran margin, CCP Repo, dan pengembangan produk PUVA melalui penyediaan layanan transaksi Overnight Index Swap (OIS) dan Interest Rate Swap (IRS).

 

 

Pencapaian KSEI

Sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, KSEI terus berupaya dan berkomitmen untuk melakukan berbagai inovasi untuk mengembangkan dan meningkatkan kenyamanan bertransaksi di pasar modal Indonesia. KSEI telah meraih sejumlah pencapaian sepanjang tahun 2024 hingga pertengahan tahun 2025.

 

Beberapa pencapaian dan pengembangan infrastruktur yang telah berhasil dilakukan sepanjang tahun 2024 antara lain pengembangan Centralized Investor Data Management System (CORES.KSEI), perluasan fungsi Sistem Multi Investasi Terpadu (S-MULTIVEST) untuk perusahaan asuransi dan KSEI-Cash Management System (K-CASH). Pada Juli 2024, KSEI secara resmi menambah jumlah Bank Administrator Rekening Dana Nasabah (RDN) dan Bank Pembayaran yang bekerja sama dengan KSEI bertambah menjadi 23 bank, dengan rincian 15 bank yang sebelumnya menjadi Bank Administrator RDN dan Bank Pembayaran, dan 8 Bank baru. Untuk seluruh pencapaian yang telah berhasil diraih KSEI sepanjang tahun 2024, KSEI berhasil memperoleh penghargaan Marquee Award sebagai The Best Central Securities Depository in South East Asia in 2024 dari Alpha Southeast Asia.

 

Memasuki tahun 2025, KSEI memperluas kerja sama internasional melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan National Settlement Depository (NSD) yang merupakan lembaga Kustodian sentral asal Rusia pada 19 Mei 2025. Dengan penandatanganan MoU tersebut, maka secara total KSEI telah menjalin kerja sama dengan 10 Central Securities Depository (CSD) dari negara lain. Setiap tahunnya, KSEI memiliki target perluasan kerja sama dengan lembaga Kustodian sentral asing. Selain bertujuan untuk memberikan kontribusi bagi pasar modal di kawasan regional dan di negara masing-masing, penandatanganan MoU ini menjadi salah satu langkah strategis KSEI sebagai lembaga Kustodian sentral yang kredibel dan berdaya saing internasional.

 

Selanjutnya, pada 10 Februari 2025, KSEI menambah jumlah pemegang rekening dengan bergabungnya PT Bank Ina Perdana Tbk (Bank INA), yang secara resmi telah memperoleh izin sebagai Bank Kustodian melalui Surat Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor KEP56/PM.02/2024 tanggal 15 November 2024. Dengan bergabungnya Bank INA sebagai pemegang rekening KSEI yang dapat memberikan layanan Kustodian, diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan dan infrastruktur pasar modal.

 

Selain itu, KSEI menyelenggarakan Seminar Emiten KSEI 2025 pada 8 Juli 2025 yang mengusung tema “Navigating Global Dynamics: The Resilience of Indonesia’s Economic and Financial Systems”. kegiatan tersebut dihadiri oleh para pelaku pasar, regulator, dan perwakilan Perusahaan tercatat, yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada Emiten mengenai perkembangan kondisi ekonomi nasional maupun global, serta pasar modal.

 

Pencapaian KSEI lain yang tercapai berkat dukungan penuh regulator dan pelaku pasar lainnya adalah peningkatan jumlah investor pasar modal yang mencapai 18% menjadi 17,59 juta, atau bertambah 2,7 juta investor, sampai dengan 8 Agustus 2025. Berdasarkan jumlah tersebut, investor saham dan surat berharga lainnya berjumlah 7,5 juta (meningkat 17%), reksa dana 16,6 juta (meningkat 18%), dan investor Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak 1,3 juta (meningkat 9%). Berdasarkan komposisi kepemilikan aset oleh individu dan institusi, investor institusi mendominasi nilai aset dengan porsi mencapai 79,04%.

 

Sedangkan untuk komposisi aset lokal-asing, aset yang dimiliki investor lokal tercatat sebesar 62.19%. Nilai aset yang tercatat di C-BEST mencapai Rp8.927 triliun. Sementara itu, nilai Asset Under Management di S-INVEST tercatat sebesar Rp836,87 triliun.

 

Sepanjang tahun 2025, KSEI telah melakukan 4.727 distribusi tindakan korporasi dengan nilai sebesar Rp407 triliun, dengan nilai tindakan korporasi saham sebesar Rp176,41 triliun dan EBUS sebesar Rp230,90 triliun.

 

Adapun berdasarkan sebaran investor domestik, pulau Jawa masih menjadi wilayah dengan jumlah investor dan nilai aset terbesar, namun potensi pengembangan pasar modal di wilayah lain di Indonesia sangat terbuka lebar. Sepanjang tahun 2025, aset investor di berbagai daerah seperti Sumatra, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur menunjukkan tren peningkatan. Menyadari hal ini, KSEI bersama SRO dan OJK terus berkomitmen memperluas edukasi serta mendorong inklusi keuangan hingga ke pelosok negeri.***