Synergy Partner Prima Akan Gelar Diskusi Jurus Jitu Mendeteksi Bahaya Nyata Kejahatan Siber di Era Digital

Oleh : Kormen Barus | Senin, 07 Juli 2025 - 10:11 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta – Berdasarkan laporan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) yang dikutip dari laman ojk.go.id, sepanjang tahun 2023 tercatat sebanyak 361 juta serangan siber terjadi di Indonesia. Dari seluruh sektor yang terdampak, sektor keuangan menjadi salah satu yang paling sering diserang, menandakan tingginya tingkat risiko di industri ini. Dalam rangka itu Lembaga Synergy Partner Prima bersama para pakar di bidang keamanan siber menginisiasi sebuah seminar bertajuk "Kejahatan Siber di Era Digital".

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa sektor jasa keuangan, sebagai bagian dari infrastruktur informasi vital nasional, perlu memiliki kerangka keamanan siber yang efektif, adaptif, dan responsif dalam menghadapi dinamika ancaman digital yang semakin kompleks.

Tingginya intensitas serangan siber terhadap sektor perbankan digital di Indonesia menarik perhatian banyak kalangan, salah satunya pengamat perbankan yaitu Revie Fayanti sebagai CEO Synergy Partner Prima. Menurutnya, meningkatnya frekuensi serangan siber di sektor jasa keuangan, seperti yang dilaporkan oleh BSSN dan diperkuat oleh OJK, menjadi pengingat bahwa transformasi digital harus diiringi dengan kewaspadaan serta kesiapan yang memadai.

Kejahatan siber dinilai telah menjadi ancaman sistemik yang memerlukan pendekatan mitigasi secara komprehensif. Kolaborasi lintas sektor, peningkatan literasi digital, serta investasi berkelanjutan dalam teknologi keamanan menjadi fondasi penting untuk menjaga kepercayaan publik dan stabilitas sektor perbankan digital.

Institusi keuangan kini tidak hanya dituntut untuk berinovasi pada produk dan layanan, namun juga wajib memperkuat sistem pertahanan mereka dari berbagai bentuk ancaman digital yang terus berevolusi.

“Pemahaman mendalam mengenai evolusi kejahatan siber di sektor perbankan sangat penting agar bank, regulator, dan nasabah dapat bersama-sama menghadapi risiko ini. Tanpa langkah antisipatif yang tepat, kejahatan siber bisa merusak kepercayaan publik terhadap sistem perbankan digital,” ujarnya.

Sebagai bentuk kontribusi nyata, lembaga Synergy Partner Prima bersama para pakar di bidang keamanan siber menginisiasi sebuah seminar bertajuk "Kejahatan Siber di Era Digital". Kegiatan ini akan diselenggarakan pada Rabu, 16 Juli 2025, bertempat di Hotel Mulia Senayan, Jakarta.

Seminar ini bertujuan untuk membuka wawasan dan mengedukasi para peserta mengenai bahaya nyata dari kejahatan siber dalam dunia perbankan digital yang sering kali tidak disadari namun sangat merugikan. Dalam sesi-sesi diskusi, akan dibahas mengenai evolusi ancaman, serta mengapa pelaku kejahatan digital kerap berada selangkah lebih maju dari sistem keamanan.

Peserta akan mendapatkan penjelasan mendalam mengenai strategi pertahanan digital, serta bagaimana lembaga keuangan, pelaku usaha, dan individu dapat memperkuat sistem keamanan dan meminimalkan risiko serangan. Seminar ini juga mendorong terbentuknya kolaborasi dan kesiapsiagaan, serta membangun kesadaran bahwa perang digital bukan hanya tugas divisi IT, tetapi tanggung jawab bersama antara institusi, regulator, dan penyedia layanan digital.

Melalui kegiatan ini, para peserta diharapkan menjadi bagian dari pertahanan digital nasional, dengan meningkatkan kewaspadaan, sikap tanggap, serta bijak dalam mengembangkan layanan perbankan daring. Pemahaman terhadap bahaya nyata kejahatan siber, khususnya dalam konteks layanan perbankan digital, akan diperkuat melalui materi dan studi kasus yang disampaikan oleh para narasumber.

“Kami meyakini bahwa ketahanan siber di sektor jasa keuangan hanya dapat terwujud secara nyata dan berkelanjutan melalui pemahaman yang selaras dan komitmen bersama dari seluruh pihak terkait,” Ujar Revie Fayanti.