INDUSTRY.co.id-JAKARTA -- Direktur Utama PT Inclusive Finance Group (Danacita), Alfonsus Wibowo menjelaskan perusahaannya merupakan salah satu platform fintech lending berbasis teknologi AI yang berfokus pada pembiayaan pendidikan di Indonesia dan terdaftar secara resmi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai penyelenggara layanan pinjaman online legal. Penerapan kecerdasan buatan (AI) dilakukan untuk mendukung akses pendidikan yang lebih inklusif dan efisien.

Hal itu diungkapkan Alfonsus saat menjadi pembicara dalam acara AI Education & Innovation Festival 2025 yang diselenggarakan Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) pada Rabu, 2 Juli 2025 di Kampus UBSI Kalimalang, Jakarta Timur. Dia pun memaparkan, pemanfaatan AI dalam sektor fintech pendidikan, serta bagaimana Danacita menggunakan teknologi untuk memperluas akses pendidikan tinggi di Indonesia.

Menurutnya, AI bukan hanya alat efisiensi, tetapi juga jembatan untuk memperluas akses pendidikan, terutama bagi mahasiswa, termasuk mahasiswa UBSI yang terkendala biaya.

Dalam acara yang mengusung tem EDUvolution: Where Innovation Meets Intelligence ini dan diinisiasi Co-Founder Yayasan BSI, Naba Aji Notoseputro ini, Alfonsus mejelaskan bahwa AI di pusat kendali telah merevolusi Penentuan Kelayakan Kredit. "AI memberikan penilaian kredit yang lebih akurat," katanya.

Penerapan AI meliputi, Analitik Prediktif untuk Penilaian Risiko Kredit, Danacita menggunakan AI untuk menganalisis data calon peminjam secara lebih akurat dan cepat, sehingga proses persetujuan pembiayaan pendidikan menjadi lebih efisien dan minim risiko. "AI dapat menganalisis dan memahami ribuan data poin. AI dilatih dengan jutaan data transaksi, yang diperbarui setiap hari dengan data baru."

Dalam hal Personalisasi Penawaran Pembiayaan, dengan AI, Danacita dapat menyesuaikan skema pembiayaan berdasarkan profil pengguna, termasuk kemampuan bayar dan kebutuhan akademik. Selain itu, Danacita mengembangkan chatbot berbasis AI yang mampu menjawab pertanyaan pengguna secara real-time dan membantu proses pengajuan pembiayaan. Dia juga menyoroti pentingnya menjaga etika dan transparansi dalam penggunaan data pengguna.