Siswadhi Pranoto Loe: Indonesia Punya Potensi Jadi Simpul Logistik Digital Asia Tenggara
INDUSTRY.co.id - Jakarta - Pakar logistik dan transformasi digital, Siswadhi Pranoto Loe, menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat logistik digital di Asia Tenggara. Namun, potensi tersebut hanya bisa terwujud jika didukung oleh infrastruktur, teknologi, dan penguatan SDM yang terintegrasi.
“Indonesia punya semua modal untuk menjadi hub logistik digital Asia Tenggara: letak geografis strategis, populasi besar, dan pasar ekspor yang terus berkembang,” ujar Siswadhi.
Letak Indonesia yang berada di jalur strategis perdagangan dunia — antara Samudera Hindia dan Pasifik, serta di tengah arus perdagangan ASEAN — menjadi keunggulan geografis yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Saat ini, Singapura masih mendominasi posisi sebagai pusat logistik regional karena efisiensi, teknologi, dan tata kelola logistiknya.
Berdasarkan Logistics Performance Index (LPI) 2023 dari World Bank, Indonesia berada di peringkat 61 dunia, jauh di bawah Singapura (7) dan Malaysia (26). Skor Indonesia rendah pada indikator timeliness, infrastructure, dan logistics competence. Namun, dalam laporan yang sama, disebutkan bahwa Indonesia mengalami peningkatan dalam penggunaan teknologi pelacakan dan digitalisasi dokumen.
“Artinya kita berada di jalur yang benar, tapi perlu percepatan. Infrastruktur fisik seperti pelabuhan dan jalan tol harus didukung oleh infrastruktur digital seperti ERP nasional, integrasi antar sistem bea cukai, hingga transparansi rantai pasok,” kata Siswadhi.
Ia juga menyoroti besarnya peran UMKM dan generasi muda dalam menjadikan Indonesia sebagai pemain logistik regional. “Banyak pelaku kecil yang sudah go digital. Tinggal kita bantu logistiknya agar barang bisa sampai ke konsumen global secara efisien,” tambahnya.
Untuk itu, Siswadhi mendorong pemerintah dan swasta untuk berinvestasi dalam sistem logistik berbasis data, marketplace logistik, serta integrasi antara penyedia jasa transportasi, gudang, dan pelabuhan.
“Kalau semua komponen itu tersambung secara digital dan real-time, kita bisa bersaing dengan Singapura. Apalagi dengan penduduk 285 juta orang dan lebih dari 66 juta UMKM, kita seharusnya jadi pemimpin, bukan pengikut,” tegas Siswadhi Pranoto Loe.