BTN Grand Gala Hadirkan Koleksi Heritage Baur Kultur Nusantara

Oleh : Hariyanto | Minggu, 01 Juni 2025 - 16:35 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Gelaran Grand Gala BTN menghadirkan koleksi dari desainer lintas generasi merespon ragam persentuhan kultur di Jakarta pada parade busana bertajuk BTN Grand Gala, pada Sabtu (31/5/2024), di Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat.

Tujuh desainer lintas generasi, karakter busana, dan genre, di antaranya Poppy Dharsono, Agnes Linggar Budhisurya, Ayu Dyah Andari, Nita Seno Adji X Sthya, Malik Moestaram, Itang Yunasz Prime, dan Oscar Lawalata Culture menampilkan koleksi elegan, megah, otentik, dan dramatis di titian peraga pada gelar busana pamungkas (ketiga) di hari keempat penyelenggaraan BTN Indonesia Fashion Week (IFW) 2025.

“Gelar busana spesial tersebut merupakan bentuk komitmen Prioritas dalam mendukung gaya hidup nasabah high-tier nan menghargai karya lokal dan estetika eksklusif, sekaligus memperkuat positioning brand di ranah premium” kata Meru Arumdalu selaku Wealth Management Division Head BTN.

BTN Prioritas, sambungnya, memberikan kesempatan untuk Nasabah Prioritas menjadi salah satu muse di panggung The Grand Gala, mengenakan karya desainer pilihan dalam format fashion experience nan personal dan eksklusif.

Koleksi para desainer tersebut memang dirancang dengan mengedepankan karya keberlanjutan (sustainable) seperti salah satunya pada koleksi Poppy Dharshono. Karya busana koleksi Ketua Umum Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia dan Presiden IFW tersebut mengusung material tenun biji kapas hasil olahan pengrajin di Yogyakarta sebagai ‘eco friendly fabrics’.

“Koleksi kali ini sudah saya tampilkan di London, Milan, dan Paris. Di sana dapat sambutan luar biasa karena koleksi ini menjadi bagian dari sustainable fashion sebab tekstilnya tidak mengandung zat kimia berbahaya dan tidak berasal dari Binatang,” kata Poppy Dharsono nan menampilkan 12 look di BTN Grand Gala.

Gelaran busana melanjut, dari Agnes Linggar Budhisurya mengusung tema ‘Art & Fame’ menampilkan 6 look dengan permainan selendang outer motif floral berwarna hijau, fuchsia, dan hitam. Disambung koleksi Ayu Dyah Andari bertajuk ‘Charmée Luxury Collection’ sebagai karya penuh makna dirancang dengan ketelitian tingggi pada tiap detail. Dalam koleksi ini, Ayu Dyah Andari menghadirkan tiga palet warna menawan—dua warna pastel lembut dan satu warna tegas nan mewah—merefleksikan semaraknya suasana lebaran dengan sentuhan keanggunan.

Sebanyak 13 busana ditampilkan memadukan kesederhanaan, keanggunan, dan pesona yang memikat, menjadikannya pilihan tepat untuk acara formal maupun acara non formal, salah satunya bisa dikenakan untuk merayakan Idul Adha.

“Nama Charmée berasal dari bahasa Prancis berarti “feminine for charmed”—mewakili karakter anggun, lembut, dan memikat, menjadi inti dari koleksi ini. Charmée Raya Collection merupakan bentuk selebrasi akan keindahan, kekuatan, dan kelembutan perempuan, diwujudkan dalam karya busana yang anggun dan tak lekang oleh waktu, kata Ayu Dyah Andari.

Gelar busana terus berlanjut dengan penampil koleksi dari Nita Seno Adji X Sthya dengan mengusung tajuk ‘Jelajah ke Sumba’ menyajikan keindahan sumba dari

hasil kerajinan tangan berupa kain khas sumba kreasi penenun kain sumba menghasilkan motif ayam, kuda, rusa, manusia, mamuli, dan singa patola kamba. Nita Seno Adji X Sthya menampilkan 12 buisana perempuan long dress, bustier dengan bordir dan tenun Sumba.

“Terinspirasi dari proses pembuatan tenun Sumba dengan proses pembuatan sampai 42 tahap sehingga membutuhkan waktu panjang untuk sehelai tenun Sumba. Dan para pembordir dari Tasikmalaya, serupa pada penggerjaannya dalam proses pengerjaan panjang,” kata Nita Seno Adji.

Selanjutnya, Itang Yunasz Prime menampilkan sembilan look busana perempuan dengan siganture setelan blouse dan celana model lebar dibalut outer songket Bali benang emas sehingga terlihat lebih glam elegant. Pada koleksi kali ini Itang Yunasz mengusung tajuk ‘Bali Boho’ untuk mempresentasikan gaya eksotic dramatic lewat silhouette lebar menciptakan kesan bebas bergaya Boho. Detail ruffles digunakan pada koleksi tersebut menambah dimensi serta sentuhan bordir memperkuat karakter dan menciptakan kesempurnaan pada koleksinya.

“Koleksi initerinspirasi dari kekayaan budaya di Bali. Kecantikan dan kehalusan kain songket Bali merupakan warisan budaya leluhur. Mengembangkan motif telah lestari dan di-mix dengan berbagai motif printing lainnya. Seperti Geometrix, Mandala, dan Lace,” kata Itang Yunasz.

Kemeriahan gelar busana belum usai, sebab Oscar Lawalata Culture tampil dengan koleksi “DARRA Spring Summer 2025”. DARRA merupakan sebuah interpretasi modern tentang keanggunan dan kelembutan perempuan nan dituangkan melalui warna-warna cerah khas musim semi dan panas. Koleksi ini menampilkan siluet ringan, dengan cutting-an kebaya kontemporer bisa dipadupadankan sesuai style, baik formal maupun non formal.

Detail-detail dalam koleksi ini terinspirasi dari bentuk dan gerak bunga, bukan secara harfiah, tapi melalui permainan tekstur, volume, dan struktur yang menggambarkan keindahan bunga secara subtil. Setiap busana dalam koleksi "DARRA" menghidupkan esensi musim dengan cara effortless namun penuh karakter, menjadikannya pilihan sempurna untuk penyuka gaya santai, feminin, dan tetap penuh statement.

Oscar Lawalata Culture melalui sembilan busana perempuan menggunakan material linen tersebut menghadirkan semangat perempuan nan bebas, hangat, dan berdaya, sekaligus mengangkat narasi alam sebagai sumber inspirasi utama dalam karya-karyanya.

“Koleksi DARRA Spring Summer 2025 terinspirasi dari keanggunan bunga nan tumbuh di tengah musim semi, simbol kehidupan baru, kelembutan, dan semangat feminin tak lekang oleh waktu. Bunga tidak hanya hadir sebagai bentuk visual, tapi diwujudkan dalam permainan siluet, detail, dan tekstur kain yang menggambarkan kelopak, tangkai, hingga gerak mekarnya, kata Oscar Lawalata.