Kemenperin: Cetak Wirausaha, Negara Saint Lucia Belajar Olah Kelapa di Indonesia

Oleh : Candra Mata | Sabtu, 17 Mei 2025 - 10:21 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Saint Lucia, salah satu negara di Kepulauan Karibia aktif menjalin kerja sama dengan Indonesia dalam pengembangan sektor industri agro. Kolaborasi ini juga mencakup program pelatihan kompetensi sumber daya manusia (SDM) untuk menciptakan wirausaha industri baru.

Sejak tahun 1994, kedua negara telah menjalin kerja sama diplomatik bilateral dan multilateral yang baik. Contohnya, kerja sama antara Kementerian Perindustrian RI melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) dengan Saint Lucia yang terlaksana melalui mekanisme hibah berupa Pelatihan Diversifikasi Pengolahan Produk Kelapa untuk Negara-Negara di Kawasan Karibia.

Pelatihan tersebut dilaksanakan pada tahun 2023 dan 2024 di Politeknik ATI Padang selaku unit pendidikan vokasi di bawah binaan BPSDMI Kemenperin. Pelatihan ini didukung pula oleh Kementerian Keuangan dan Kementerian Luar Negeri RI.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memberikan apresiasi terhadap kerja sama tersebut, yang sejalan dengan program prioritas pemerintah sesuai Asta Cita, yakni melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Terlebih lagi, industri agro merupakan sektor yang selama ini memberikan kontribusi signfikan terhadap perekonomian nasional.

“Neraca perdagangan internasional untuk industri agro memperlihatkan hasil positif dengan nilai ekspor mencapai USD67,08 miliar dan volume sebesar 67,07 juta ton pada tahun 2024. Sementara itu, terdapat realisasi investasi di sektor agro yang secara total mencapai Rp206,3 triliun dari PMA dan PMDN,” ujar Menperin dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (16/5).

Menperin optimistis, para pelaku industri agro masih memiliki kepercayaan yang cukup tinggi dalam menjalankan usahanya di tengah dampak dinamika ekonomi global saat ini. “Oleh karenanya, kami terus memacu kerja sama internasional dan peningkatan investasi untuk mendukung pengembangan industri agro di dalam negeri, yang sepanjang tahun 2024 berhasil menyerap tenaga kerja hingga 9,37 juta orang,” ungkapnya.

Pada Kamis (15/5) kemarin, Kepala BPSDMI Masrokhan menerima kunjungan Duta Besar Saint Lucia untuk Indonesia, Menissa Rambally. Dalam pertemuan keduanya, dibahas mengenai potensi dan peluang kerja sama sektor industri agro yang sudah dan akan dilaksanakan, termasuk penyelenggaraan pelatihan bagi negara negara di Kepulauan Karibia.

“Pelatihan tersebut dilakukan secara online pada 11 sampai 12 September 2023 dan secara offline dari 23 Mei hingga 5 Juni 2024 di Padang, Sumatera Barat. Pelatihan ini diikuti oleh sembilan negara dengan 19 peserta, dan dua di antaranya berasal dari Saint Lucia,” ungkap Masrokhan.

Sebagai tindak lanjut dari pelatihan tersebut, BPSDMI akan melakukan pengembangan inkubator bisnis produk kelapa dan turunannya agar setiap negara mampu menghasilkan calon entrepreneur secara berkelanjutan. “’Untuk tahun ini akan dilaksanakan feasibility study pada tanggal 7-22 Juni 2025 dalam rangka memetakan kebutuhan Saint Lucia dan Guyana dalam pendampingan pembangunan inkubator bisnis produk turunan kelapa,” jelasnya.

Menurut Masrokhan, kelapa merupakan komoditas yang potensial dikembangkan bagi kedua negara, dan pendirian inkubator bisnis ini diharapkan dapat membuka peluang baru bagi pengolahan kelapa secara lebih efisien dan ramah lingkungan.

“Selain kelapa, terdapat potensi kerja sama lain yang sangat menjanjikan, seperti pengolahan sukun dan sargassum. Sargassum memiliki potensi untuk diolah menjadi biodiesel, bioethanol, bahkan pupuk yang bermanfaat bagi pertanian,” imbuhnya.

Selain pengembangan inkubator bisnis, BPSDMI juga berencana untuk membangun mini plant pengolahan kelapa di Saint Lucia dengan dukungan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) bidang pangan, yaitu Food and Agriculture Organization (FAO).

Duta Besar Saint Lucia untuk Indonesia, Menissa Rambally menyatakan bahwa kelapa adalah sumber daya alam yang sangat berlimpah dan hanya dimanfaatkan untuk produksi minyak kelapa di Saint Lucia, namun banyak tekanan yang dihadapi oleh industri.

“Bagi kami, kelapa merupakan komoditas yang sangat berharga, jadi kerja sama dengan Kemenperin ini sangat berarti bagi kami untuk kami dapat membangun kembali industri kelapa yang lesu, membuat kami dapat melihat manfaat lain dari kelapa, dan tentunya mendukung sektor agro di negara kami,” tuturnya.

Menissa juga menyampaikan, Perdana Menteri Saint Lucia sudah memberikan mandat untuk memperluas investasi terhadap wiraswasta dan pelaku usaha muda, terutama di sektor agro, dengan mengajak mereka untuk terlibat di industri dan perekonomian negara. “Jadi, rencana Kemenperin untuk membangun mini plant sangat mendukung mandat tersebut,” ujarnya.

Pada bulan Mei ini, BPSDMI melalui Politeknik ATI Padang juga tengah memberikan Pelatihan Pengolahan Mangga dan Pisang bagi Negara-Negara di Kawasan Karibia dan diikuti oleh 275 peserta yang merupakan pelaku industri di negara-negara kawasan Karibia. BPSDMI dan Saint Lucia menyambut baik potensi kerja sama yang telah didiskusikan dan berharap ke depannya dapat melaksanakan pelatihan-pelatihan lainnya, baik secara online maupun offline.