Genshin Impact Wajibkan Gamer AS Ungkap Usia, Jika Tidak Akun Dihapus Permanen!

Oleh : Hariyanto | Minggu, 11 Mei 2025 - 20:18 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Perusahaan di balik game populer Genshin Impact, yakni HoYoverse (sebelumnya dikenal sebagai miHoYo), resmi mengumumkan kebijakan baru yang akan berlaku mulai 20 Mei 2025. Para pemain asal Amerika Serikat diwajibkan menjalani proses verifikasi usia demi dapat terus menikmati permainan tersebut.

Kebijakan ini berlaku bagi seluruh pemain, baik mereka yang sudah lama memiliki akun maupun yang baru pertama kali mendaftar. Pengguna diminta untuk memberikan keterangan usia mereka selambat-lambatnya pada 18 Juli 2025. Jika pemain tidak melakukan verifikasi hingga batas waktu yang ditentukan, akun mereka akan segera dibekukan. Tak hanya itu, riwayat percakapan dan daftar teman yang tersimpan di akun pun akan ikut terhapus. Bila dalam kurun waktu hingga 20 Juli 2026 verifikasi tersebut belum dilakukan, seluruh data pribadi yang tersimpan di akun HoYoverse akan dihapus secara permanen.

Langkah tegas ini muncul sebagai tindak lanjut dari penyelesaian kasus yang melibatkan Federal Trade Commission (FTC) Amerika Serikat dengan pihak HoYoverse. Seperti yang dilansir dari WCCF Tech, FTC menuding bahwa perusahaan game asal Tiongkok tersebut kurang transparan dalam menarik minat anak-anak dan remaja untuk membelanjakan uang di fitur loot boxes dalam game.

Loot boxes, yang dalam istilah awam bisa diibaratkan seperti kotak misteri berisi hadiah acak, merupakan salah satu fitur gacha dalam Genshin Impact. Sistem ini memungkinkan pemain mendapatkan karakter atau item langka dengan cara mencoba peruntungan melalui pembelian. Fitur serupa juga diterapkan di hampir seluruh game keluaran HoYoverse.

Namun, sistem loot boxes ini menuai kritik tajam, terutama karena ketiadaan kejelasan mengenai peluang mendapatkan item bernilai tinggi. Banyak pemain muda, khususnya anak-anak dan remaja, yang tanpa disadari terjerat dalam pola konsumsi digital berisiko — mengeluarkan uang tanpa jaminan memperoleh apa yang mereka inginkan.

Risiko tersebut bukan hanya soal peluang kecil yang ditawarkan, tetapi juga menyangkut potensi kerugian finansial yang bisa terjadi tanpa disadari oleh pemain usia belia. Layaknya berjudi di kasino digital, para pemain bisa saja terus menghabiskan uang dengan harapan keberuntungan akhirnya berpihak, tanpa memahami seberapa kecil kemungkinan itu.

Dengan diterapkannya verifikasi usia ini, FTC Amerika Serikat berharap dapat melindungi anak-anak dari praktik transaksi daring yang dianggap tidak etis serta menekan potensi dampak buruk akibat pengeluaran berlebihan di dalam game.

Menurut perintah resmi dari FTC, HoYoverse diwajibkan menjalankan sejumlah ketentuan secara ketat. Di antaranya adalah larangan keras untuk menjual loot boxes kepada pemain berusia di bawah 16 tahun tanpa izin tegas dari orang tua.

Tak hanya itu, perusahaan juga dilarang menjadikan mata uang virtual sebagai satu-satunya sarana pembelian loot boxes. Konsumen harus diberikan alternatif untuk bertransaksi menggunakan uang asli secara langsung.

Selain itu, peraturan baru mewajibkan HoYoverse untuk secara gamblang menginformasikan peluang munculnya item tertentu di loot boxes, harga transaksi, serta fitur-fitur yang terkandung di dalamnya. FTC pun menekankan pentingnya perlindungan data pribadi anak di bawah 13 tahun. Data tersebut harus segera dihapus bila tidak ada persetujuan tertulis dari orang tua, sejalan dengan standar perlindungan privasi bagi anak di dunia digital.

Sebagai tambahan, bagi pemain yang mungkin kesulitan membangun akun dari awal atau ingin langsung menikmati petualangan di Teyvat dengan koleksi karakter serta item langka, kini tersedia berbagai platform marketplace akun game. Salah satunya adalah Genshin Impact Zeusx yang menyediakan layanan jual beli akun Genshin Impact dengan berbagai pilihan harga dan spesifikasi akun sesuai kebutuhan pemain. Tentunya, penting untuk selalu berhati-hati memilih platform terpercaya agar transaksi tetap aman dan nyaman.

Kebijakan ini sekaligus menjadi pengingat keras bagi industri game global bahwa praktik monetisasi di dalam permainan harus memperhatikan aspek etika dan perlindungan bagi pemain muda, yang kerap menjadi kelompok paling rentan di ranah hiburan digital.