Wamen Investasi Todotua: Pemda Punya Peran Strategis Tarik Investasi, Sulteng Jadi Contoh Nyata
INDUSTRY.co.id - Palu, Sulawesi Tengah – Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM Todotua Pasaribu menegaskan bahwa pemerintah daerah memiliki peran strategis dalam menarik investasi langsung, terutama dalam upaya percepatan pertumbuhan ekonomi di wilayah masing-masing.
Dalam kunjungan kerjanya ke Palu, Kamis (17/4), Todotua memuji kinerja Provinsi Sulawesi Tengah yang berhasil mencatatkan realisasi investasi sebesar Rp 139,88 triliun pada 2024, melampaui target hingga 128,27%. Capaian ini menempatkan Sulawesi Tengah di peringkat kedua nasional dalam kategori Penanaman Modal Asing (PMA).
"Ini prestasi luar biasa. Saya melihat Sulteng sebagai contoh bagaimana sinergi Pemda dan investor bisa menggerakkan ekonomi daerah,” ujarnya.
Todotua juga mengadakan Rapat Konsolidasi Target Investasi 2025 bersama Gubernur Anwar Hafid dan jajaran DPMPTSP se-Sulawesi Tengah. Ia mengingatkan bahwa pemerintahan Presiden Prabowo menargetkan pertumbuhan ekonomi 8% dengan kebutuhan investasi nasional sebesar Rp 13.032,8 triliun hingga 2029.
Dari angka itu, 86,65% diharapkan berasal dari sektor swasta, sehingga peran pemerintah daerah semakin vital.
Beberapa sektor penyumbang investasi terbesar di Sulteng meliputi logam dasar, kimia, farmasi, pertambangan, dan kawasan industri. Untuk tahun 2025, Sulteng ditargetkan menyerap investasi sebesar Rp 162,57 triliun atau setara 8,53% dari target nasional.
“Investasi bukan sekadar angka, tetapi harus memberi dampak nyata, seperti pembukaan lapangan kerja dan pemerataan ekonomi,” tegasnya.
Dalam kunjungan ini, Todotua meninjau langsung sejumlah perusahaan yang bergerak di sektor hilirisasi. Khususnya untuk perusahaan di sektor mineral pertambangan untuk komoditas Aspal Buton dan Tembaga, serta sektor perkebunan untuk komoditas getah pinus.
Perusahaan tersebut adalah PT Asbuton Jaya Abadi yang bergerak di bidang perdagangan besar bahan bakar padat, cair, dan gas dengan nilai investasi sebesar Rp 55,7 miliar; PT Hong Thai Internasional yang bergerak dalam bidang pengolahan getah pinus dengan nilai investasi Rp 26,15 miliar; serta PT Wanhong Nonferrous Recycling Utilization, perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha smelter tembaga dengan nilai investasi mencapai Rp 296,2 miliar.
Kepada perusahaan-perusahaan ini, Todotua berharap selain keberlanjutan pengembangan potensi juga pada dampak riil yang didapatkan oleh masyarakat seperti keterbukaan lapangan kerja, perputaran dan pemerataan ekonomi.
"Investasi bukan hanya tentang angka, melainkan dampak nyata bagi masyarakat, seperti lapangan kerja, pemerataan ekonomi, dan kesejahteraan," tutup Totodua.