FAB Ajak Gen Z dan Millennial Bergabung di Platform Y - Ideafest 2021

Oleh : Herry Barus | Minggu, 28 November 2021 - 09:00 WIB

FAB Ajak Gen Z dan Millennial Bergabung di “Y” – Young Creative Entrepreneur Program” pada Ajang Ideafest 2021
FAB Ajak Gen Z dan Millennial Bergabung di “Y” – Young Creative Entrepreneur Program” pada Ajang Ideafest 2021

INDUSTRY.co.id - Jakarta–Saat ini ekonomi kreatif bukanlah hal baru. Jika kita melihat siaran online atau membeli berita dari laman beritadotcom, berlangganan layanan streaming hiburan atau pergi ke bioskop, membeli makanan, pakaian atau furnitur secara online, membaca buku atau mendengarkan musik streaming dalam perjalanan ke kantor, kita semua mengonsumsi produk layanan kreatif. 

Orang-orang yang membuat konsep dan menyusun karya ini, kemudian memproduksi atau menerbitkannya, dan idealnya, dibayar untuk itu. Ini sebenarnya tidak berbeda dengan proses produksi lainnya, kecuali bahwa input utamanya berasal dari bentuk kekayaan intelektual atau produk yang dapat dilindungi oleh hak cipta.

Ekonomi kreatif mencakup kegiatan ekonomi berbasis pengetahuan yang menjadi dasar 'industri kreatif'. Industri tersebut meliputi periklanan, arsitektur, seni dan kerajinan, desain, fashion, film, video, fotografi, musik, seni pertunjukan, penerbitan, penelitian dan pengembangan, perangkat lunak, permainan komputer, penerbitan elektronik, dan TV/radio.  Di Amerika Serikat nilai produksi ekonomi kreatif pada sisi seni pertunjukan dan budaya online-offline pada tahun 2019 mencapai  US$919,7 miliar, atau sebesar 4,3% dari PDB negara itu1. Di negeri paman Sam itu, seni pertunjukan berkontribusi lebih besar dibandingkan industri konstruksi, transportasi dan pergudangan, perjalanan dan pariwisata, pertambangan, utilitas, dan pertanian.

Pertumbuhan sisi ekonomi kreatif di Amerika Serikat berbeda dengan di Indonesia. Di Amerika pertumbuhan terbesarnya ada di seni pertunjukan, termasuk video, film, fotografi, dan musik, sedangkan di Indonesia ada di sisi fashion, kriya, dan kuliner. Kita bisa lihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menggarap data ekonomi kreatif dan pariwisata sejak awal 2019, tercatat kontribusi subsektor ekonomi kreatif  pada PDB nasional mencapai Rp 1.211 triliun,  Tetapi ini didominasi oleh usaha kuliner, fashion, dan kriya. Jumlahnya mencapai sekitar 8,2 juta usaha kreatif.  Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, “PDB sebaiknya memang ditumbuhkan oleh ekonomi kreatif dan pariwisata. Karena kedua industri itu bukan berasal dari sumber daya alam, tapi inovasi yang tidak akan habis.” Dia melanjutkan, ”Saat ini pertumbuhannya yang besar ada pada fashion, kriya, dan kuliner. Tetapi ada subsektor yang share-nya ke PDB kecil, tetapi pertumbuhannya besar dan banyak diminati milenial seperti game, dan seni pertunjukan, termasuk musik, film, video dan fotografi.”

Melihat perbedaan data Amerika Serikat dan Indonesia ini, FAB berkomitmen untuk  berperan aktif dalam memajukan industri kreatif dengan menciptakan sebuah ekosistem bisnis industri kreatif di Indonesia, melalui platform bisnis kreatif.  Platform usaha kreatif FAB merupakan terobosan pertama di Indonesia dalam industri kreatif, guna memperbesar pada sisi yang share nya masih kecil. Termasuk dalam bidang game, seni pertunjukan musik, video, film dan iklan di dalamnya, sekaligus mencetak talent kreatif yang mumpuni, membangun dan mengembangkan berbagai usaha kreatif. Melalui FAB, individu maupun korporasi dapat saling berkolaborasi dan berkembang dalam sebuah ekosistem yang inklusif.

Di Indonesia, rumah yang menjadi ajang kegiatan festival kreatif terbesar adalah Ideafest. IdeaFest merupakan festival yang menjadi rumah wawasan atas bakat kreatif dari semua keahlian dan pengalaman, yang dapat membantu mendorong ide-ide insan kreatif ke depannya. IdeaFest menghubungkan komunitas dan membangun jaringan kreatif guna menciptakan kolaborasi, yang diharapkan dapat mendorong anak muda untuk berkembang dan menciptakan ide-ide yang kreatif dan inovatif.

Pada ajang festival kreatif  “Ideafest 2021”, yang berlangsung sepanjang 18-28 November 2021 secara virtual, Founder sekaligus CEO Fantastis Anak Bangsa (FAB), Fritz B. Tobing, berbagi cerita bahwa platform bisnis kreatif yang dibangunnya adalah untuk menciptakan ekosistem industri kreatif di Indonesia.

“Dengan FAB platform bisnis kreatif, para pengusaha kreatif anak bangsa yang terkoneksi di dalamnya bisa memperoleh dukungan teknologi, pendampingan, pendanaan, sumberdaya, hingga jaringan bisnis. Dengan demikian, akan semakin cepat terbentuk ekosistem bisnis  kreatif yang besar dan solid. Tentunya dengan terbentuknya ekosistem yang seperti itu, otomatis dapat mendorong roda perekonomian bangsa,” papar Fritz, pada sesi talkshow ‘IdeaFest’ bertajuk ‘The Young is Not The Future’, yang digelar hari ini (27/11) secara virtual.

Sementara itu, merujuk data terbaru BPS, saat ini, Indonesia masih berada dalam era bonus demografi, yakni dengan jumlah usia produktif yang didominasi Gen Z 27,94% (kelahiran 1997-2012) dan Millennial 25,87% (kelahiran 1981-1996). “Untuk itu, FAB menawarkan solusi berupa platform yang layak bagi kaum muda untuk menumbuhkan aspirasi mereka, termasuk merealisasikan mimpi mereka,” lanjutnya.

Terkait “The Young is Not The Future”pada sesi talkshow “IdeaFest”, ditegaskan Fritz, anak muda bukan lagi sebagai kunci dan penentu masa depan. “Peran mereka itu bukan nanti, tapi sekarang, terutama dalam mendukung kemajuan ekonomi bangsa. Anak muda itu kunci masa kini,” ucapnya.

Perbedaan generasi muda sekarang dibandingkan dengan generasi muda sebelumnya, menurutnya,  adalah generasi muda sekarang penuh dengan kemudahan dalam memilih. Termasuk, banyak pilihan edukasi dan profesi. “Mereka diuntungkan dengan banyaknya pilihan dan kesempatan. Tapi pada saat yang bersamaan, mereka diberikan tanggung jawab besar bahwa mereka tidak hanya berperan untuk nanti, tapi saat ini. Oleh karena itu, anak muda  perlu didorong ke arah yang benar. Anak muda juga harus punya inistiatif yang tinggi untuk mulai menjadi entrepreneur,” paparnya.

Pada kesempatan yang sama, salah satu Pembina Y sekaligus Co-Founder dan Business Director AmbilHati, Sandru Emil menambahkan, anak muda itu ada untuk masa sekarang, bukan nanti. “Anak muda sekarang berani mengambil resiko atau risk tollerance. Mereka juga optimsitik.Buktinya, banyak startup dan unicorn yang berhasil dipimpin oleh anak muda,” katanya.

Hanya saja, menurut Sandru,masalah terbesar young entrepeneur di Indonesia, mereka tidak tahu bagaimana mengelola bisnis, sementara mereka hanya punya modal ide besar dan semangat. Padahal, ide besar tidak akan menjadi ide besar jika tidak dijalani. “Entrepreneur itu end-to-end, semuanya harus dilakukan,” ujarnya.

Untuk itu, Y program hadir sebagai solusi untuk membantu menjawab masalah tersebut. Y atau Young Creative Entrepreneur Program merupakan program solusi yang tersedia dalam platform FAB untuk Gen-Z dan millennial, yang ingin menjadi young creativepreneur.

“Y diperuntukkan bagi talent kreatif muda yang akan memulai usaha baru, ataupun usaha kreatif yang sudah berjalan, dengan cakupan usia 18 - 30 tahun. Melalui platform Y, mereka akan kami persiapkan sebagai pengusaha muda terbaik di bidang kreatif,” ujar Sandru. “Anak muda harus dapat merealisasikan mimpinya sekarang, bukan nanti. Untuk itu, kami mengajak seluruh talent kreatif muda Indonesia untuk bergabung bersama Y, agar mimpi itu dapat terealisasi saat ini,” kata Sandru lebih lanjut.

Lebih jauh ia menerangkan, Y juga akan memberikan dukungan berupa mentorship atau pendampingan, pengetahuan dalam membangun usaha, dan jaringan usaha yang berada di dalam ekosistem FAB. Y Program membangun initimate mentorship, dengan memberikan sharing pengalaman.

“Kami memberikan fundamental dari sisi finansial serta bagaimana mengelola dan menumbuhkan bisnis mereka,” imbuh Sandru, yang menyebutkan sejak diluncurkan akhir Oktober 2021 lalu, di dalam platform Y sudah bergabung Katch, Basement, BSKSBT, dan Mooilux.

Menurut Sandru, Katch merupakan salah satu contoh mimpi sukses anak muda yang berhasil membangun usaha kreatifnya melalui platform Y. Katch bergabung didalam platform Y, dengan mempunyai keunikan tersendiri, yakni woman driven creative agency. Katch baru berdiri pada tanggal 28 Oktober 2021. Kendati demikian, dua dari tiga orang founder-nya, di antaranya Nabyl dan Novelia, memiliki pengalaman di industri kreatif lebih dari 10 tahun di mutinasional agency dan mereka juga banyak meraih berbagai penghargaan kreatif.

“Di awal bergabung, kami mendapatkan mentorship dan pendampingan, bahwa kami harus mempunyai keunikan ketika membangun agency. Jadi, tujuannya jelas, target kemana, siapa dan sebagainya,” kata Nabyl Farizi, Co-Founder & Creative Director Katch, dalam acara Ideatalks 2021 yang dipandu oleh Adelle Odelia Tanuri, Co-Founder Rahasia Gadis dan Sparks Indonesia.

Nabyl melanjutkan, “Menurut insight yang kami peroleh, perempuan mempunyai peran yang besar terhadap produk atau brand yang akan dipilih, termasuk keputusan pembelian untuk konsumsi keluarga di rumah.  Misalnya, suami akan membeli mobil, atau gadget pasti mempertimbangkan pendapat istri. Insight itulah yang kemudian menjadi keunikan didalam agency kami”. Menurut Nabyl, hanya dalam kurun waktu dua bulan, Katch sudah menangani brand-brand milik Orangtua Group, Enfagrow, dan BurgerKing, tentunya menjadi hal mustahil kalau mereka tidak bergabung didalam platform Y dengan kekuatan jaringan bisnis seperti FAB.

Lebih jauh Nabyl menegaskan, ia menyukai konsep Y, karena ia dan tim dibina dan dan didampingi benar-benar oleh “kakak-kakak pembina”. Contohnya, ia diajari berkenalan dengan klien, dibantu dicarikan jalan keluar ketika menghadapi masalah saat menangani klien. “Di Y, kami bisa bertanya kepada para kakak pembina. Hal lainnya, kami juga dibantu, karena Y mengedepankan kolaborasi. Ini penting, untuk kami yang masih dalam tahap belajar,” tutupnya.

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Tim voli putri profesional dengan nama Jakarta Livin’ Mandiri

Jumat, 19 April 2024 - 19:28 WIB

Siap Tanding ! Bank Mandiri Resmi Umumkan Tim Proliga 2024 Putri, Jakarta Livin' Mandiri

Menjelang kompetisi voli terbesar di Indonesia, Proliga 2024, Bank Mandiri secara resmi mengumumkan tim voli putri profesional dengan nama Jakarta Livin’ Mandiri (JLM). Tim yang terdiri dari…

Gelorakan Sportivitas, PIS Jadi Sponsor Tim Voli Jakarta Pertamina Enduro dan Jakarta Pertamina Pertamax

Jumat, 19 April 2024 - 19:20 WIB

Gelorakan Sportivitas, PIS Jadi Sponsor Tim Voli Jakarta Pertamina Enduro dan Jakarta Pertamina Pertamax

Jakarta- PT Pertamina International Shipping menjadi salah satu sponsor resmi tim voli Jakarta Pertamina Pertamax dan Jakarta Pertamina Enduro yang akan berlaga di kompetisi Proliga 2024 musim…

Pembukaan ATARU Mal

Jumat, 19 April 2024 - 17:17 WIB

ATARU Mal Delipark Medan Resmi Dibuka Sebagai Toko Terbesar di Indonesia

ATARU yang merupakan bagian dari Kawan Lama Group di bawah naungan PT ACE Hardware Indonesia Tbk resmi membuka toko terbesar di Indonesia dan hadir pertama kali di Kota Medan.

Dok. microchip

Jumat, 19 April 2024 - 17:08 WIB

Perluas Pasar Jaringan Otomotif, Microchip Akuisisi ADAS dan Digital Cockpit Connectivity Pioneer VSI Co. Ltd.

Microchip Technology Inc. mengumumkan rampungnya pengakuisisian VSI Co. Ltd. yang berbasis di Seoul, Korea, pelopor industri yang menyediakan teknologi dan produk konektivitas kamera, sensor,…

PathGen

Jumat, 19 April 2024 - 16:50 WIB

PathGen Raih Pendanaan dari East Ventures dan Royal Group Indonesia

PathGen atau PathGen Diagnostik Teknologi, sebuah startup bioteknologi kesehatan berbasis di Indonesia yang berfokus pada solusi pengujian molekuler memperoleh pendanaan dari East Ventures,…