Mengkhawatirkan! Survei BPS: Nafas Pengusaha Tinggal 1 Bulan Lagi

Oleh : Ridwan | Minggu, 20 September 2020 - 18:52 WIB

Ilustrasi Industri Pakaian Jadi (ist)
Ilustrasi Industri Pakaian Jadi (ist)

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan pandemi Covid-19 memberikan dampak yang sangat signfikan terhadap dunia usaha.

Dalam riset terbaru mengenai survei dampak Covid-19 terhadap pelaku usaha yang dilakukan BPS pada periode 10-26 Juli 2020 dengan jumlah responden sebanyak 34.559 pelaku usaha dari berbagai sektor.

Kepala Badan Pusat Statistik, Suhariyanto menuturkan, dalam survei tersebut BPS ingin memahami bagaimana sikap perusahaan terkait penyebaran pandemi, kebijakan apa yang dilakukan perusahaan, kendala serta adaptasi perusahaan supaya mereka tetap bertahan.

Dari jumlah tersebut, kata Suhariyanto, sebanyak 82,29% Usaha Menengah Besar (UMB) yang mengalami penurunan pendapatan, sedangkan Usaha Mikro Kecil (UMK) mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 84,20%.

Beberapa sektor usaha yang paling tinggi terdampak ada di sektor akomodasi dan makan minum sebesar 92,47%, jasa lainnya 90,90%, serta transportasu dan pergudangan 90,34%.

"8 dari setiap 10 perusahaan baik UMK maupun UMB cenderung mengalami penurunan permintaan karena pelanggan atau klien juga terdampak, Covid-19 menghantam dari permintaan maupun penawaran," tutur Suhariyanto, dalam webinar Kelompok Studi Demokrasi Indonesia bertajuk Strategi Menurunkan Covid-19, Menaikan Ekonomi, Minggu (20/9/2020).

Lantas, berapa lama perusahaan ini akan tetap bertahan? Menurut Suhariyanto, dari responden tersebut, sekitar 19% pelaku usaha memperkirakan mampu bertahan maksimal hingga 3 bulan. 25,94% menyatan lebih dari 3 bulan dan 55,32% menyatakan tidak tahu.

"Artinya ada 42 persen pelaku usaha dapat bertahan maksmim 3 bulan. Situasinya agak mengkhawatirkan," kata Suhariyanto.

Meski demikian, di tengah kondisi yang berat itu, perusahaan melakukan diversifikasi usaha agar tetap bertahan di masa pandemi.

Riset BPS juga menyebutkan bahwa UMK sangat membutuhkan prioritas bantuan berupa modal usaha dari pemerintah. Adapun, dari UMB yang paling dibutuhkan adalah keringanan tagihan listrik dan relaksasi pembayaran pinjaman.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Menparekraf Sandiaga Uno membuka Road to Run for Independence (RFID) 2024 yang diigelar untuk peringati Hari Kartini

Jumat, 26 April 2024 - 23:19 WIB

Gelorakan Gaya Hidup Sehat di Kalangan Perempuan, RFID Kembali Digelar di Hari Kartini

Road to RFID 2024 ini diadakan dengan mengambil momentum Hari Kartini yang jatuh pada 21 April, dengan misi menggelorakan kembali semangat dan gaya hidup sehat di kalangan kaum perempuan

Penandantanganan kerja sama Singapore Tourism Board dan GDP Venture yang manfaatkan teknologi AI.

Jumat, 26 April 2024 - 22:52 WIB

Lanjutkan Kemitraan, Singapore Tourism Board dan GDP Venture Manfaatkan Teknologi AI

Kolaborasi strategi pemasaran yang komprehensif dan unik ini memanfaatkan kekuatan berbagai perusahaan dalam portofolio GDP Venture untuk meningkatkan kesadaran sekaligus mendorong pertumbuhan…

Kota Podomoro Tenjo

Jumat, 26 April 2024 - 17:08 WIB

Kota Podomoro Tenjo Luncurkan Tiga Produk Properti Terbaru

Kota Podomoro Tenjo meluncurkan 3 (tiga) produk properti terbaru melalui pameran properti bertajuk “Fantastic Milenial Home; Langkah Mudah Punya Rumah” yang berlangsung selama tanggal 23…

Ilustrasi perumahan

Jumat, 26 April 2024 - 16:44 WIB

Bogor dan Denpasar Jadi Wilayah Paling Konsisten dalam Pertumbuhan Harga Hunian di Kuartal I 2024

Sepanjang Kuartal I 2024, Bogor dan Denpasar menjadi wilayah paling konsisten dan resilient dalam pertumbuhan harga dan selisih tertinggi di atas laju inflasi tahunan

Bank Raya

Jumat, 26 April 2024 - 16:33 WIB

Bank Raya Kembali Torehkan Pertumbuhan Laba Double Digit di Triwulan 1 Tahun 2024

Fokus Bank Raya di 2024 adalah berinvestasi pada pertumbuhan bisnis yang  berkualitas untuk menjadikan Bank Raya sebagai bank digital utama untuk segmen mikro dan kecil. Strategi pengembangan…