Tolong Dicatat! Dokter Paru Ungkap Studi Perokok Beresiko Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi Terjangkit Covid-19

Oleh : Candra Mata | Kamis, 13 Agustus 2020 - 16:16 WIB

Ilustrasi Perokok (ist)
Ilustrasi Perokok (ist)

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Ketua Umum Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), FAPSR, FISR menjelaskan bahwa menurut banyak studi yang telah dilakukan, potensi perokok terjangkit COVID-19 bisa dua sampai tiga kali lebih tinggi dari yang bukan perokok. 

Hal tersebut menurutnya disebabkan oleh jumlah reseptor ACE 2 atau tempat duduknya SARS-Cov-2 di saluran pernapasan para perokok lebih banyak dari non-perokok.

Agus juga menyatakan bahwa penyebab selanjutnya adalah asap rokok yang dihasilkan oleh perokok dapat menurunkan imunitas tubuh, terutama pada imunitas saluran pernapasan.

“Karena bahan-bahan yang ada di dalam asap rokok itu terbukti mengganggu proses migrasi berbagai sel-sel imunitas tubuh saat melawan infeksi itu sudah ada risetnya di beberapa jurnal sebelumnya, bahwa ketika seorang perokok, kemudian terjadi infeksi maka migrasi daripada sel-sel imunitas itu akan menurun dan fungsinya juga menurun akibatnya ketika terinfeksi akan terjadi kondisi yang lebih luas dan cenderung menjadi lebih berat termasuk pada COVID-19,” ujar Agus (12/8).

Selain itu, Agus mengatakan penyebab lain adalah menyangkut komordibitas. Orang-orang yang memiliki penyakit komorbid seperti jantung, hipertensi, dan diabetes diketahui berpotensi lebih besar untuk terjangkit COVID-19. 

Merokok dapat meningkatkan potensi komorbid yang lebih banyak sehingga potensi tertular atau terinfeksi COVID-19 lebih besar.

“Jadi hampir penyakit-penyakit komorbid ini lebih banyak ditemukan pada seorang perokok, akibatnya tentu ketika seorang perokok memiliki komorbid akhirnya menimbulkan risiko terjangkit COVID-19. Jadi ada dampak secara tidak langsung dari rokok, komorbid kemudian COVID-19 itu sendiri,” jelas Agus. 

Penyebab selanjutnya yang menyebabkan perokok dapat lebih mudah terjangkit COVID-19 adalah kebiasaan para perokok dalam memegang rokok secara berulang-ulang. 

Menurut Agus, kebiasaan ini menyebabkan transmisi virus ke dalam tubuh jauh lebih meningkat karena adanya inhalasi dari tangan ke saluran pernapasan.

Selanjutnya menyangkut mortalitas. Agus memaparkan bahwa mortalitas yang dimiliki oleh seorang perokok menempati presentasi yang cukup tinggi.

“Risiko terjadinya COVID-19 pada perokok berdasarkan literatur itu, mortalitasnya cukup tinggi. Jadi kalau perokok itu yang terkena COVID-19 dan meninggal, itu sekitar 25 persen. Sedangkan mortalitas umum di dunia sekitar lima persen atau kali lipat dari mortalitas dunia. Jadi perokok itu memang tinggi dalam meningkatkan risiko terjangkit COVID-19 yang berat sampai meninggal," pungkasnya.

Sementara itu Ketua Forum Jogja Sehat Tanpa Tembakau (JSTT) Prof. Dra. RA. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D. meminta  media harus berperan membantu sosialisasi kesadaran masyarakat akan bahaya merokok di tengah pandemi COVID-19.

“Pemberian edukasi, informasi, dan komunikasi di berbagai media harus ditingkatkan dalam rangka memacu kesadaran masyarakat atas dampak merokok dan penyebabnya bahayanya dari sisi penyebaran COVID-19,” ujar Yayi.

"Saya mengajak masyarakay untuk lakukan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) untuk tidak merokok demi kesehatan bersama," tandasnya.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Sidharth Malik, CEO, CleverTap

Kamis, 25 April 2024 - 19:51 WIB

CleverTap Boyong 10 Penghargaan Bergengsi di Stevie Awards 2024

CleverTap, platform engagement all-in-one, membawa pulang 10 penghargaan bergengsi dari Stevie Awards 2024, platform penghargaan bisnis pertama di dunia. Perusahaan mendapat pengakuan global…

Adi Nugroho, Praktisi HRD, Mahasiswa Magister Fakultas Management Technology President University.

Kamis, 25 April 2024 - 19:40 WIB

Anda Lulusan SMK : Penting Untuk Memiliki Strategi 'Memasarkan' Diri

Perkembangan teknologi dan komunikasi telah membawa manusia pada era industry 4.0. Perkembangan tersebut membawa perubahan disetiap lini kehidupan termasuk di ranah Pendidikan dan industri.…

Diskusi bertajuk Tuntutan Implementasi Bisnis Properti & Pembiayaan Hijau (Foto: Ridwan/Industry.co.id)

Kamis, 25 April 2024 - 19:33 WIB

Kian Prospektif, Stakeholder Harap Insentif Properti Hijau

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya mendorong konsep bisnis berkelanjutan di sektor properti termasuk sektor pembiayaannya.

Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan

Kamis, 25 April 2024 - 17:21 WIB

Pegadaian Catat Laba Rp.1,4 T di Kuartal I/2024

PT Pegadaian mencatat kinerja positif pada periode tiga bulan pertama di Tahun 2024. Tercatat pertumbuhan Aset sebesar 14,3% yoy dari Rp. 76,1 triliun naik menjadi Rp. 87 triliun. Kemudian Outstanding…

RUPST PT Dharma Polimental Tbk.

Kamis, 25 April 2024 - 17:11 WIB

Ditengah Situasi Wait & See, Penjualan DRMA Tetap Stabil di Rp1,34 Triliun di Kuartal 1 2024

Emiten manufaktur komponen otomotif terkemuka di Indonesia, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membagikan dividen tunai sebesar Rp171,29 miliar kepada para pemegang saham.