Sebab Anak Susah Konsentrasi, Bisa Jadi Kurang Zat Besi
Oleh : Hariyanto | Minggu, 13 April 2025 - 15:41 WIB

Ilustrasi Anak-Anak
INDUSTRY.co.id - Jakarta - Gangguan belajar kerap dialami anak-anak, dan biasanya dimulai dari terganggunya konsentrasi anak. Misalnya, saat belajar di kelas, anak sering lemas atau mengantuk. Keluhan lainnya dari orang tua adalah anak terkendala saat mengerjakan pekerjaan rumah. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi nilainya.
Namun, jika menemukan anak dengan kondisi seperti di atas, jangan buru-buru dulu menilai bahwa anak tersebut tidak cerdas. Bisa jadi, anak mengalami anemia defisiensi zat besi, atau anemia karena kekurangan zat besi yang dapat mengakibatkan anak menjadi mudah lelah dan tidak bersemangat.
Dokter spesialis anak dari RSIA Bina Medika Bintaro, dr. Rizki Aryo Wicaksono, Sp.A, mengatakan anak yang mengalami anemia karena kekurangan zat besi dapat mengalami gagal tumbuh organ pada anak karena kekurangan asupan oksigen.
"Jangka pendeknya, pasti anaknya jadi kekurangan sistem pertahanan tubuh, karena sel darah merahnya tidak terdistribusi dengan baik. Jangka panjangnya, karena kekurangan oksigen terus, nanti jadi gagal tumbuh. Organ-organnya tidak mendapatkan oksigen dan akhirnya menjadi gagal tumbuh," kata dr. Rizki dalam keterangannya yang dikutip pada, Minggu (13/4/2025).
Kondisi anemia pada anak mengakibatkan kelelahan kelemahan fisik. Bila diabaikan, tentu saja hal ini membuat anak susah dalam belajar. “Yang lebih parahnya lagi, kalau misalkan oksigen itu tidak mencapai ke otak. Akhirnya anak-anak lebih cenderung tidak fokus, lesu, prestasi akhirnya menurun,” ucap dr. Rizki.
Guna mencegah permasalahan defisiensi zat besi, dr. Rizki menyebut orang tua memberikan protein hewani pada anaknya. Mulai dari daging merah hingga _sea food_ seperti ikan. “Bisa dengan daging merah. Atau enggak bisa juga dengan ikan-ikan laut,” tutur dr. Rizki
Selain itu, dia menyebut pangan terfortifikasi juga dapat menjadi pilihan untuk memenuhi zat besi pada anak. Beberapa contoh pangan terfortifikasi yakni seperti susu yang diperkaya zat besi, sereal sarapan, dan roti yang ditambahkan nutrisi.
Pangan terfortifikasi adalah makanan yang telah diperkaya dengan nutrisi tambahan, seperti zat besi, untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi harian. Selain itu pangan terfortifikasi sudah diformulasikan sehingga mengandung makronutrien dan mikronutrien yang dibutuhkan anak.
"Kalau makanan terfortifikasi itu kan sudah diformulasi ya. Jadi sebenarnya di bagian makanan itu dia ada makronutrien dan mikronutrien. Zat besi itu dia salah satu dari mikronutrien," ungkap dr. Rizki.
Senada dengan dr Rizki, Dr. dr. Dian Novita Chandra, M.Gizi mengatakan penambahan susu pertumbuhan yang diperkaya dengan zat besi dapat meningkatkan pemenuhan kecukupan asupan zat besi harian anak.
“Kurangnya konsumsi makanan yang kaya zat besi serta rendahnya penyerapan zat besi dalam tubuh bisa meningkatkan risiko defisiensi. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memastikan anak mendapatkan asupan zat besi yang cukup melalui pola makan seimbang,” ujarnya.
Dr. Dian merekomendasikan sumber makanan kaya zat besi yang berasal dari protein hewani, seperti telur, ayam, daging sapi, dan ikan. Selain itu, zat besi juga lebih baik diserap oleh tubuh jika dikombinasikan dengan vitamin C.
“Salah satu cara untuk mengoptimalkan penyerapan zat besi adalah dengan mengkombinasikannya dengan vitamin C, yang dapat meningkatkan penyerapannya hingga dua kali lipat,” tambahnya.
Selain melalui makanan, pemenuhan zat besi juga dapat didukung dengan konsumsi makanan lain yang telah difortifikasi dengan zat besi. Susu pertumbuhan yang telah diperkaya dengan zat besi juga bisa diberikan.
Baca Juga
Indonesia Luncurkan Indonesian Society of Regenerative Medicine
Siloam Hospitals Group Raih 5 Penghargaan di Healthcare Asia Awards…
Nutrilite Luncurkan Healthy Sleep Solution, Solusi Alami untuk Tidur…
Rotasi Tugas, EMT ke-2 BSMI akan Diberangkatkan ke Gaza, Palestina
Philips Healthcare Jalin Kerja Sama Dengan RSPON untuk Tingkatkan…
Industri Hari Ini

Sabtu, 19 April 2025 - 13:58 WIB
Dana Aman, Transaksi Non-Tunai KJP Plus Tetap Lancar Lewat EDC Bank DKI
Bank DKI memastikan layanan transaksi non-tunai bagi penerima manfaat Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus tetap berjalan normal, khususnya untuk transaksi menggunakan mesin EDC milik Bank DKI.

Sabtu, 19 April 2025 - 12:28 WIB
Penghapusan Kuota Impor Bikin 70% Pengusaha Tekstil Pilih Banting Setir jadi Pedagang
Wakil Ketua Umum API, Ian Syarif mengatakan kebijakan penghapusan kuota impor berpotensi membuat pengusaha tidak lagi berminat pada industri tekstil nasional. Dirinya memperkirakan sekitar 70%…

Sabtu, 19 April 2025 - 10:08 WIB
Dorong Kolaborasi Multi Sektor dalam Upaya Konservasi Hulu ke Hilir, AQUA Terapkan Pembayaran Jasa Lingkungan
Melihat langsung proses konservasi berbasis Daerah Aliran Sungai (DAS) dan implementasi skema Pembayaran Jasa Lingkungan (PJL) yang dikembangkan oleh AQUA Klaten bersama mitra di Sub DAS Pusur,…

Sabtu, 19 April 2025 - 09:37 WIB
Kinerja Mandiri Utama Finance (MUF) Kuartal I-2025 Menunjukkan Ketahanan di Tengah Tantangan Ekonomi
Jakarta– PT Mandiri Utama Finance (MUF), anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang bergerak di sektor pembiayaan, memperkuat posisinya dengan kinerja solid sepanjang kuartal pertama tahun…

Sabtu, 19 April 2025 - 09:05 WIB
Menperin Agus Rayu Arab Saudi Tingkatkan Investasi di Sektor Industri Petrokimia Hingga Hilirisasi Mineral
Indonesia dan Arab Saudi terus berupaya meningkatkan kerja sama yang komprehensif di berbagai bidang, termasuk di sektor industri. Kedua negara telah memiliki hubungan diplomatik yang sudah…
Komentar Berita