200 Tahun Perang Jawa: Perpusnas Teguhkan Martabat Bangsa Lewat Jejak Diponegoro

Oleh : Nina Karlita | Senin, 21 Juli 2025 - 00:16 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta — Dua abad setelah Perang Jawa meletus, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) menegaskan kembali arti penting peristiwa tersebut melalui pameran besar bertajuk “Martabat”.

Pameran yang dibuka tanggal 20 Juli 2025 di Gedung Perpusnas Medan Merdeka Selatan Jakarta ini mengenang sejarah, dan angkat nilai-nilai luhur perjuangan Pangeran Diponegoro.

Kepala Perpusnas RI, E. Aminudin Aziz, menjelaskan bahwa kata martabat menjadi tema utama karena merangkum esensi perjuangan Diponegoro yang ditekankan oleh sejarawan Peter Carey. 

“Ketika beliau berkata I want respect, saya merasa kalimat itu menembus sejarah, merepresentasikan keinginan luhur bangsa untuk dihargai secara bermartabat,” jelas Aminudin.

Pameran Martabat menjadi bagian dari visi Perpusnas 2025: Perpustakaan Hadir Demi Martabat Bangsa. Melalui gerakan literasi kebangsaan yang diluncurkan bersamaan, Perpusnas menekankan pentingnya pengetahuan sebagai alat perjuangan modern untuk menjaga harga diri bangsa.

Empat bagian utama pameran menggambarkan perjalanan hidup dan perjuangan Diponegoro:
• Mustahar menampilkan pengaruh pendidikan moral dan spiritual saat kecil.
• Perang Sabil menunjukkan bahwa perlawanan bersumber dari ketidakadilan dan penghinaan terhadap tanah leluhur.
• Muslihat menggambarkan pengkhianatan yang mengakhiri perjuangan fisik Sang Pangeran.
• Lentera Bangsa memaparkan bagaimana warisan pemikiran Diponegoro tetap hidup dan menyala.

Pameran ini juga menyuguhkan kutipan asli dari Babad Diponegoro, autobiografi yang ditulis langsung olehnya dalam pengasingan di Manado (1831–1832). Naskah setebal 1.151 halaman ini telah diakui sebagai warisan dokumenter dunia oleh UNESCO pada 2013.

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, turut membuka acara dan menyampaikan apresiasi atas komitmen Perpusnas dalam menjaga warisan sejarah bangsa. 

“Pangeran Diponegoro bukan hanya tokoh sejarah, tapi simbol perlawanan terhadap kolonialisme dengan cara yang bermartabat,” kata Fadli Zon.

Pameran ini akan berlangsung hingga 20 Agustus 2025 di Bangunan Cagar Budaya (BCB), Gedung Fasilitas Layanan Perpusnas, Jakarta. 

Dengan memadukan artefak, manuskrip, dan pendekatan literasi sejarah, Martabat menjadi ruang edukasi publik yang mengingatkan bahwa semangat perlawanan Indonesia dibangun dari keberanian menjaga kehormatan bangsa.