Siswadhi Pranoto Loe: Emisi Karbon Logistik Indonesia Capai 22%, Butuh Green Logistics Sekarang

Oleh : Hariyanto | Senin, 07 Juli 2025 - 10:59 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Isu keberlanjutan dalam sektor logistik semakin mendesak setelah data menunjukkan bahwa emisi COâ‚‚ dari transportasi barang di Indonesia mencapai 149,5 juta ton pada tahun 2023, menyumbang sekitar 22% dari total emisi nasional. Praktisi logistik dan transformasi digital, Siswadhi Pranoto Loe, menyatakan urgent untuk mengadopsi green logistics agar pelaku industri tidak hanya mengejar efisiensi, tapi juga menjaga lingkungan.

“Logistik carbon footprint kita sudah sangat tinggi—harus ada strategi seperti rute optimal, penggunaan kendaraan ramah lingkungan, dan integrasi digital untuk menekan emisi dan biaya secara sekaligus,” ujarnya.

Menurut laporan Asian Transport Observatory 2024, sektor transportasi mengisi hingga 90% dari emisi COâ‚‚ transportasi, sehingga perubahan signifikan hanya bisa dicapai jika perusahaan berkomitmen mengelola emisi bahan bakar dan rute secara cermat.

Siswadhi memaparkan bahwa emisi logistik tersebut diproyeksikan naik 80% pada 2030 jika tidak ada intervensi sesuai penelitian akademis. Studi ini menunjukkan bahwa tanpa tindakan green logistics seperti pengurangan pengiriman kosong dan penggunaan bahan bakar alternatif, dampak sosial dan ekonomi akan semakin memburuk.

Siswadhi Pranoto Loe

Ia menekankan langkah praktik nyata. Perusahaan logistik harus mulai menggunakan algoritma AI untuk optimalisasi rute pengiriman, mengurangi drone dan kendaraan kosong, serta beralih ke kendaraan listrik atau biofuel pada segmen distribusi jarak dekat. “Ini bukan lagi pilihan—tapi kebutuhan jika kita ingin bersaing di pasar global yang semakin menuntut standar rendah karbon,” katanya.

Siswadhi juga menyoroti regulasi penting: pemerintah perlu mempercepat kebijakan seperti pajak karbon dan insentif kendaraan listrik di sektor logistik, agar transformasi ini menjadi agenda nasional. Konsumen global pun semakin peduli; laporan Nielsen tahun 2023 menyebut 73% konsumen bersedia membayar premium untuk produk dari rantai pasok ramah lingkungan, menunjukkan bahwa green logistics juga membuka peluang bisnis.

Dengan gabungan antara efisiensi operasional dan strategi pelestarian lingkungan, Siswadhi percaya bahwa biaya logistik bisa ditekan sekaligus nilai tambah produk tumbuh. “Saat kita jadikan green logistics sebagai bagian dari strategi, bukan beban, maka ekosistem ini akan menguntungkan semua pihak – bisnis, konsumen, dan planet,” tutup Siswadhi Pranoto Loe.