Masih Banyak Posyandu di Bogor Berikan Kental Manis untuk Balita, Ini Risiko yang Mengintai
INDUSTRY.co.id - BOGOR – Fenomena keliru dalam memahami kental manis sebagai susu anak masih ditemukan di sejumlah wilayah Indonesia.
Salah satunya di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Sejumlah ibu yang menghadiri kegiatan edukasi gizi mengaku masih rutin memberikan kental manis sebagai pengganti susu untuk balita mereka.
Hal ini terungkap dalam acara edukasi dan pendampingan gizi yang diadakan oleh Majelis Kesehatan (Makes) PP Aisyiyah, belum lama ini. Dalam kegiatan tersebut, perwakilan dari Puskesmas Pamijahan, Abdul Rojak, menyampaikan materi seputar bahaya konsumsi kental manis untuk anak.
Melalui sesi interaktif, Abdul mencoba mengungkap persepsi 24 ibu beserta balitanya dengan menampilkan potongan iklan kental manis. Hasilnya, mayoritas ibu percaya bahwa produk tersebut aman dikonsumsi anak karena sering ditampilkan dalam konteks keluarga dalam iklan.
“Sebagian besar ibu mengatakan kalau produk kental manis yang diiklankan artinya boleh dikonsumsi anak,” ujar Abdul.
Tak hanya itu, kesadaran para ibu terhadap kandungan gula tinggi dalam kental manis juga masih rendah. Beberapa bahkan mengaku masih menambahkan gula ke dalam seduhan kental manis yang diberikan kepada anak.
“Ada yang menambah gula pada seduhan kental manis. Ini menunjukkan minimnya pemahaman tentang kandungan kental manis,” tambahnya.
Salah satu peserta edukasi, Bella Saphira (25 tahun), secara jujur mengakui tidak mengetahui bahwa kental manis bukanlah susu yang aman untuk anak. Menurut Bella, informasi soal jenis susu dan nutrisi anak masih sangat kurang di lingkungannya.
“Enggak ada yang ngasih tahu. Malahan sekarang ke Posyandu dikasihnya kental manis,” tutur Bella.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa setiap kali datang ke Posyandu, anaknya diukur berat badan dan lingkar kepalanya. Setelah itu, pihak Posyandu memberikan bingkisan yang bisa dipilih, salah satunya berisi kental manis.
“Habis ditimbang, boleh milih barang. Biasanya ada kental manis satu renceng sama bubur bayi,” katanya.
Situasi ini menunjukkan bahwa edukasi soal gizi, terutama untuk balita, masih sangat diperlukan. Penyebaran informasi yang salah bisa berdampak jangka panjang pada kesehatan anak, terutama terkait risiko obesitas dan gangguan metabolik akibat asupan gula berlebih.
Sebagai informasi, kental manis bukanlah susu yang cocok untuk balita. Produk ini mengandung kadar gula yang sangat tinggi dan rendah protein, sehingga tidak memenuhi kebutuhan gizi anak di masa tumbuh kembang.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Kementerian Kesehatan RI juga telah mengeluarkan imbauan agar kental manis tidak digunakan sebagai pengganti susu untuk bayi dan anak.