Kurban Se-Ngaruh Itu: Intip Kisah Uceng, Sukses Bersama THK Dompet Dhuafa Dari Peternak Hingga Bisa Bangun Madrasah

Oleh : Candra Mata | Jumat, 09 Mei 2025 - 14:43 WIB

INDUSTRY.co.id - Sukabumi, Jawa Barat - Program Tebar Hewan Kurban (THK) terus memberikan dampak nyata dalam memberdayakan ekonomi masyarakat, mendorong kesejahteraan khususnya bagi peternak kecil di daerah-daerah hingga menjadi penggerak komunitas.

Salah satu kisah peternak sukses datang dari Husein, pria yang akrab dipanggil Kang Uceng oleh warga Kalapanunggal, Sukabumi.

 “Setelah Dompet Dhuafa datang dengan program ini, kami mulai sadar ada potensi besar di kampung,” ujar Husein, pria yang akrab dipanggil Kang Uceng oleh warga Kalapanunggal, Sukabumi. Kalimat itu bukan hanya ungkapan semangat, namun sebagai saksi perjalanan panjangnya yang penuh liku. Dari seorang musisi panggung ke panggung, kini ia menjadi peternak sukses dan penggerak komunitas.

Selama 17 tahun, Kang Uceng menekuni ternak domba. Sebuah keterampilan yang ia pelajari bukan dari bangku sekolah, bukan pula dari orang tua, tapi dari alam dan sesama peternak yang senasib.

“Kalau soal ternak, saya sekolahnya di alam. Dulu cari rumput aja nggak bisa,” katanya pada Tim Dompet Dhuafa tahun 2024 lalu, sambil tertawa dan mengenang masa-masa awal yang serba sulit.

Hidup Kang Uceng mulai berubah saat Dompet Dhuafa hadir ke kampungnya lewat Program Tebar Hewan Kurban (THK). Program ini selain menyerap hewan-hewan ternak untuk kurban, juga memberdayakan para peternak kecil di daerah-daerah agar bisa mandiri dan sejahtera. Kang Uceng, yang kala itu masih memiliki enam ekor domba, melihat peluang besar dari program ini, baik dari segi finansial, maupun sosial.

Perjalanan awalnya tentu tidak mudah. Di tahun pertama, ia merasa cukup prihatin. Dengan semangat buat kandang, namun domba belum datang. Terkadang rumput pun susah dicari. Belum lagi ego antar pengurus kelompok yang sempat jadi kendala. Tapi berkat bimbingan dari program pemberdayaan ini, Kang Uceng perlahan belajar membangun kelompok yang solid.

“Kuncinya, kita saling mengisi. Capek, iya. Tapi kalau dinikmati, jadi berkah. Prinsip saya sederhana. Punya mimpi besar, niat kuat, kerja keras, dan ulet,” ucapnya dengan percaya diri.

Dalam waktu tiga tahun, hasil nyata mulai terlihat. Ternaknya berkembang dari enam ekor menjadi lebih dari tiga puluh ekor. Secara ekonomi, ia bisa membeli sepeda motor dan membangun rumah sendiri, sesuatu yang dulu hanya jadi impian. Kang Uceng pun dipercaya memimpin kelompok ternak ‘Bashorun Fuadun’, yang kini menjadi salah satu kelompok andalan di Kalapanunggal.

Tak hanya individu, perkembangan pesat juga dirasakan oleh komunitas peternak di kampungnya. Dari yang semula hanya tiga kelompok, kini telah tumbuh menjadi sembilan kelompok yang saling menguatkan. Tahun 2011, mereka mendirikan koperasi ‘Riung Mukti’ sebagai wadah untuk mengelola hasil ternak secara mandiri.

Namun, mimpi Kang Uceng ternyata lebih besar dari sekadar beternak. Pada 2018, bersama rekan-rekannya, ia mendirikan sebuah yayasan dan membangun madrasah untuk anak-anak yatim dan dhuafa di desanya.

“Inilah mimpi besar kami yang mulai terwujud. Di kampung kecil ini, di pelosok, sekarang ada pendidikan untuk anak-anak kami. Saya pun ikut mengajar seni budaya di sana,” tuturnya dengan penuh bangga.

Hingga kini, Kang Uceng terus berkhidmat untuk masyarakat luas di sekitarnya. Semangat sosial dan nilai-nilai kebersamaan yang ia tanamkan dalam setiap langkahnya, banyak ia dapatkan dari program THK Dompet Dhuafa. Baginya, beternak bukan sekadar mencari penghidupan, tapi jalan untuk membangun kampung, menyantuni yang lemah, dan mewujudkan mimpi bersama.

Se-ngaruh itu kurban di Dompet Dhuafa yang berdampak besar bagi peternak-peternak kecil. Setiap pekurban yang berkurban melalui digital.dompetdhuafa.org/kurban di Dompet Dhuafa telah ikut berkontribusi memberdayakan para peternak kecil.