Sidang Senat Terbuka STM Labora, Prof Yudhie Haryono Serukan Pentingnya Membumikan Nilai-Nilai Pancasila bagi SDM Kita
INDUSTRY.co.id, Jakarta- Di tengah derasnya arus globalisasi dan tantangan abad ke-21, Direktur Eksekutif Nusantara Centre, Prof Yudhie Haryono, Ph.D menyerukan pentingnya membumikan nilai-nilai Pancasila dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
Dalam orasi ilmiah yang disampaikan pada Sidang Senat Terbuka Sekolah Tinggi Manajemen LABORA pada Sabtu, 26 April 2025, Teoritikus Psikohermeneutika ini menegaskan bahwa tujuan bernegara Indonesia bukan hanya administratif, melainkan misi luhur untuk melindungi segenap bangsa, mencerdaskan kehidupan, serta menciptakan keadilan sosial dan perdamaian dunia.
Menurut Prof Yudhie, kaum muda dan para sarjana adalah tulang punggung masa depan bangsa. Mereka harus dibentuk dengan karakter dan mental yang kuat, terpercaya, dan jenius.
"Semuanya bersumber dan mengacu pada isi Pancasila dan UUD 1945. Jika mampu mencetak karakter seperti itu, maka Indonesia Emas bukanlah mimpi,” ujar Yudhie sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis kepada media pada Selasa (29/4/25).
Prof Yudhie merumuskan lima dasar statis yang menjadi jiwa Pancasila yakni ketuhanan, kemanusiaan, kebersatuan, kepemimpinan, dan keadilan. Semua ini berorientasi pada perlindungan, kesejahteraan, kecerdasan, dan ketertiban.
Kombinasi nilai-nilai ini, lanjutnya, akan melahirkan manusia Indonesia yang mencintai dan memproteksi produk dalam negeri, sebagai kunci membangun peradaban unggul berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.
Prof Yudhie juga menekankan sembilan tindakan strategis untuk merealisasikan nilai-nilai Pancasila, seperti mengutamakan kepentingan nasional, menghancurkan praktik “gotong-nyolong,” dan memproteksi kearifan lokal. Dia bahkan menyebut bahwa mencintai produk dalam negeri seharusnya menjadi “rukun iman pertama” bagi generasi muda.
Menyoroti pentingnya role model, Prof Yudhie menyebut panutan sebagai kunci keberhasilan program kebangsaan. Role model, katanya, memudahkan transfer nilai, memperbaiki arah gerakan, dan membentuk komunitas sukses yang berkelanjutan.
Ia menutup gagasannya dengan konsep "Trisula Dharma", yakni kombinasi antara intelektualitas, spiritualitas, dan sosio-kapitalitas sebagai fondasi SDM unggul.
"Sosio kapitalisme adalah kapitalisme yang mempertimbangkan aspek sosial dan keberlanjutan, bukan hanya fokus pada keuntungan ekonomi. Ini adalah upaya memadukan kepentingan ekonomi dengan nilai-nilai sosial, seperti keadilan sosial, kesejahteraan, kesentosaan dan perlindungan lingkungan," tegasnya.