Harga Gas Tak Kunjung Turun, Industri Keramik Makin Terhimpit

Oleh : Ridwan | Jumat, 06 Oktober 2017 - 05:00 WIB

Industri Keramik (Ist)
Industri Keramik (Ist)

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Industri keramik nasional masih belum bisa keluar dari himpitan produk impor yang menbanjiri pasar domestik. Hal ini dikarenakan harga jual produk pabrikan lokal jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan produk impor.

Selain itu, tidak kunjung turunnya harga gas mencapai nilai keekonomian menjadi faktor penentu lesunya permintaan. Seperti diketahui, saat ini harga gas industri di Tanah Air mencapai US$9 per MMBtu, sedangkan di negara-negara kompetitor hanya di kisaran US$3-US$4 per MMBtu.

Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki), Elisa Sinaga menyampaikan, delapan bulan pertama tahun ini, nilai ekspor keramik ke pasar Asia masih jalan ditempat. Hal ini dikarenakan produsen asal China mengalami over supply, sehingga mereka menawarkan produk yang jauh lebih murah dari harga pasaran.

"Dengan kondisi seperti ini, kami tetap berharap agar tidak terjadi minus," ujar Elisa di Jakarta (5/10/2017).

Ia menambahkan, pangsa pasar keramik sangat dipengaruhi oleh tumbuh tidaknya bisnis properti. Menurut dia, pertumbuhan industri properti yang terjadi saat ini dinilai kurang signifikan. Pasalnya, sampai Saat ini permintaan keramik masih tidak banyak berubah, sehingga belum menggembirakan bagi produsen. "Kalau melihat pasar seperti ini, beberapa produsen mungkin merasa berat untuk melanjutkan produksi," tambahnya.

Terkait impor, Elisa mengatakan, impor keramik sebenarnya dapat diatasi, asal para produsen dapat mengungkapkan utilisasi pabrik mereka. Saat ini jumlah produksi keramik lokal masih belum diketahui. Asaki hanya mencatat, kapasitas terpasang keramik dalam negeri berjumlah 550 juta meter persegi dengan kapasitas terpakai atau utilisasi pabrik rata-rata di kisaran 65 persen.

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai penerapan bea masuk anti dumping (BMAD) merupakan langkah paling cepat untuk menghalau banjir keramik impor. Saat ini, porsi keramik impor telah melebihi batas aman, yakni 25 persen dari total pasar domestik.

Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kemenperin, Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, ada beberapa langkah untuk mengatasi banjirnya impor keramik, misalnya dengan penerapan tarif pengamanan perdagangan (safeguard), BMAD, atau dengan larangan dan pembatasan (lartas) impor. Semua opsi ini masih harus dipelajari. Pasalnya, kebanyakan impor keramik berasal dari Tiongkok. "Kalau mau lartas harus ada prosedurnya lagi. Kalau mau cepat, memang BMAD," kata Sigit.

Saat ini, dia menegaskan, industri keramik dalam negeri kesulitan bersaing dengan produk impor asal Tiongkok, karena harganya jauh lebih murah. Keramik yang tidak dapat diproduksi dalam negeri diizinkan masuk pasar domestik, sedangkan jenis keramik yang dibatasi adalah yang bisa diproduksi dalam negeri. Sigit menilai, industri keramik seharusnya bisa bersaing dengan negara lain karena sudah mengadopsi teknologi baru.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Dukung Kiprah Diaspora, Maskapai GIA Jajaki Program Corporate Account

Kamis, 18 April 2024 - 07:17 WIB

Dukung Kiprah Diaspora, Maskapai GIA Jajaki Program Corporate Account

Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia terus memperkuat komitmennya dalam menjembatani kebutuhan aksesibilitas udara dalam mendukung mobilitas berbagai organisasi untuk mengoptimalkan…

Dankormar Mayjen TNI (Mar) Endi Supardi Terima Kunjungan Kerja Kapushubad

Kamis, 18 April 2024 - 06:27 WIB

Dankormar Mayjen TNI (Mar) Endi Supardi Terima Kunjungan Kerja Kapushubad

Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayor Jenderal (Mayjen) TNI (Mar) Endi Supardi, S.E., M.M., M.Tr.Opsla, CHRMP., CRMP., menerima kunjungan kerja Kepala Pusat Perhubungan Angkatan Darat (Kapushubad)…

Pa Sahli Tk. III Bidang Komsos Panglima TNI Mayjen TNI Rudy Rachmat Nugraha

Kamis, 18 April 2024 - 06:18 WIB

Panglima TNI : Hati-Hati dan Teliti Dalam Bertindak, Serta Selalu Menjaga Kewaspadaan Dimanapun Berada

Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (Mabes TNI) menggelar upacara bendera 17 April 2024, dengan Inspektur upacara Pa Sahli Tk. III Bidang Komsos Panglima TNI Mayjen TNI Rudy Rachmat Nugraha,…

Panglima Jenderal TNI Agus Subiyanto Laksanakan Apel Khusus dan Halal Bihalal di Mabes TNI

Kamis, 18 April 2024 - 06:11 WIB

Panglima Jenderal TNI Agus Subiyanto Laksanakan Apel Khusus dan Halal Bihalal di Mabes TNI

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, S.E., M.Si., bersama para Pejabat utama Mabes TNI, dan segenap Prajurit serta PNS Mabes TNI, melaksanakan Apel Khusus dalam rangka Halal Bihalal 1445…

Tokoh Muda Marianus Wilhelmus Lawe

Kamis, 18 April 2024 - 06:04 WIB

Tokoh Muda Marianus Wilhelmus Lawe Digadang Maju Pilkada Lembata

Tokoh masyarakat Lembata sekaligus politisi senior Herman Yosef Loli Wutun menyambut baik munculnya sejumlah figur muda dalam perhelatan Pemilihan Bupati-Wakil Bupati Lembata pada Pemilihan…